
JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Lokasinya yang berada di ujung barat Kota Semarang, tidak menyurutkan semangat untuk meraih prestasi. Demikian juga kawasan sekitarnya yang menjadi salah satu sentra industri Kota Semarang, tidak membuat SDN 01 Tugurejo Kecamatan Tugu akrab dengan kekumuhan dan pencemaran.
Justru SDN yang berada dipinggir jalur Pantura ini menjadi salah satu sekolah berpretasi di bidang lingkungan. Sekolahan yang dipimpin Riyatni, SPd ini diajukan menjadi salah satu sekolah adiwiyata tingkat Provinsi Jateng mewakili Kota Semarang. Prestasi ini diberikan setelah sekolah ini meraih juara III tingkat Kota Semarang tahun 2016 lalu.
“Beberapa waktu lalu kami sudah mengikuti sosialisasi untuk mewakili Kota Semarang menjadi sekolah adiwiyata Jawa Tengah, sebenarnya kami tidak siap, karena tahun depan dapat bantuan DAK untuk pembangunan, namun oleh UPTD tetap diminta maju mewakili Semarang,” ujar Riyatni, SPd saat ditemui Jateng Pos.
Saat ini persiapan administrasi sudah selesai dan rencananya Januari tahun depan akan diajukan ke provinsi. Bulan berikutnya atau Februari 2018 diadakan penilaian lapangan. “Untuk mensukseskan kegiatan ini kami juga sudah membentuk tim, dengan melibatkan guru, orang tua siswa dan alumni sekolah,” katanya.
Peran alumni memang cukup penting. Mereka tidak segan membantu almamaternya untuk meraih prestasi. “Apalagi ada beberapa alumni sekolah yang anaknya juga belajar di SDN 01 Tugurejo, dulu mereka saya ajar, sekarang anaknya juga sekolah disini, ibaratnya cucu murid,” katanya.
Semua stake holder sekolah memang diajak untuk mensukseskan kegiatan tersebut. “Bimbingan dari Dinas Pendidikan dan UPTD juga terus dilakukan, demikian juga dengan pengarahan dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang juga ada,” ujarnya. Pihaknya ingin agar sekolah yang dipimpinnya bisa meraih prestasi.
Meski demikian, tujuan utama bukanlah predikat sekolah adiwiyata, namun lebih pada upaya menciptakan lingkungan sekolah yang bersih, nyaman dan hijau sehingga anak-anak bisa belajar dengan baik dan bisa meraih prestasi akademik. Untuk itu, sejak kelas satu, anak-anak dibiasakan hidup bersih dan disiplin.
Salah satunya adalah membiasakan piket kelas usai jam belajar siswa. Tiap hari ada siswa yang piket dengan tugas utama adalah membersihkan ruang kelas usai kegiatan belajar mengajar, sehingga ketika pagi masuk kelas pada keesokan harinya kelas sudah bersih. “Kebiasaan ini menanamkan cinta kebersihan pada anak-anak,” ujar Riyatni, SPd.
Selain itu, jajaran pimpinan sekolah dan para guru juga menunjukan sikap keteladanan pada para siswa. Sebagai seorang kepala sekolah, Riyatni mengaku tidak segan-segan memungut sampah sendiri di dalam kelas atau luar kelas. “Demikian juga saat saya mengajar, selalu mengedepankan kebersihan, pelajaran tidak bisa dimulai kalau masih ada sampah,” katanya.