JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Jurnalis dan medianya berperanĀ untuk menciptakan image positif pariwisata saat terjadi bencana. Ini mengingat Indonesia yang berada di garis cincin api bumi. Hal Itu menjadikan keindahan wisata Indonesia berdampingan dengan ancaman bencana.
Hal itu dikatakan Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian Pariwisata Guntur Sakti saat membuka Focus Group Discussion (FGD) “Pencanangan Gerakan Jurnalisme Ramah Pariwisata”. Kali ini, diskusi ini digelar untukĀ menyebarkan kepekaan jurnalis terhadap bencana dan periwisata.Ā LokasinyaĀ di Aston Hotel & Convention Center Semarang Jawa Tengah, Sabtu (24/11).
“Harus duet Kemenpar dan kawan-kawan media karena pariwisata membutuhkan atmosfer dan ruang hidup yang aman dan nyaman. Pariwisata mudah terganggu saat isu alam muncul, jadi jangan sampai muncul bencana setelah bencana,” terang Guntur Sakti.
FGD kali ini menyinggung mengenai Buku panduan Jurnalisme Ramah Bencana. Panduan yang ditulis oleh para jurnalis senior yang tergabung dalam Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) ini rencananya akan diluncurkan pada awal 2019 mendatang. Nantinya, peluncuran ini juga akan dibarengi dengan dibentuknya forumĀ crisis managementĀ di berbagai daerah. Forum yang diawaki oleh para wartawan itu bertugas mensosialisasikan jurnalisme ramah pariwisata.
Acara yang diinisiasi oleh Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) bekerjasama dengan Kemenpar ini dihadiri oleh 80 undangan. Mereka terdiri dari berbagai unsur penggerak pariwisata mulai dari pihak perhotelan, travel, pelaku industri kuliner, bloger juga wartawan lokal dari berbagai media.
Tak ingin berhenti disini, dalam waktu dekat FGD serupa rencananya juga akan digelar di Lombok, Surabaya dan Medan. Salah satu hasil dari bentuk kerja sama SMSI dan Kemenpar untuk menularkan virus jurnalisme sadar pariwisata lebih luas.(udi)