28.6 C
Semarang
Minggu, 6 Juli 2025

SUSU dan BuharPaTik Antar SMP Negeri 42 Semarang Raih Predikat Sekolah Adiwiyata Tingkat Provinsi

JATENGPOS.CO.ID-Adiwiyata merupakan bentuk pencapaian membanggakan bagi sekolah yang berhasil menjalankan Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah. SMP Negeri 42 Semarang pada tahun 2021 telah berhasil maju sebagai sekolah Adiwiyata tingkat kota. Kemudian di tahun 2024 ini berhasil meraih penghargaan sebagai sekolah Adiwiyata di tingkat provinsi Jawa Tengah. Untuk mencapai hal tersebut tentu bukanlah hal yang mudah, oleh karena itu sekolah mengupayakan untuk selalu konsisten dalam menjalankan program Adiwiyata baik secara tahunan maupun empat tahunan.

Joko Santoso, S.Pd., M.Eng. selaku kepala sekolah mengatakan SDM warga sekolah sangat berperan penting untuk menunjang pencapaian sekolah Adiwiyata. “Dari SDM nya minimal 70% warga di sekolah ini, satu dari tenaga pendidik itu mengintegrasikan kegiatan hutan lindung dalam pelajaran, kemudian yang kedua 70% anak-anak atau murid kita itu menjadi kader Adiwiyata terus terlibat dalam kegiatan Adiwiyata. Jadi, persentase itu akan meningkat terus karena programnya sama tapi kualitasnya semakin baik, ” ujarnya.

Selain itu, Joko Santoso juga menyebutkan persiapan yang dilakukan meliputi keberlanjutan dari program yang sama secara berkala, sehingga terus berlanjut tidak hanya satu kegiatan untuk adiwiyata namun setelah itu berhenti. Hal utama yang dilakukan sekolah adalah membuat komitmen terkait semangat, satu pemahaman, dan penanaman rasa memiliki sekolah kepada warga sekolah. Komitmen tersebutlah yang membuat matangnya persiapan sekolah saat maju sebagai sekolah Adiwiyata. Joko Santoso mengatakan, “Untuk mencapai keberhasilan program tentu tidak terlepas dari pihak eksternal atau pihak ketiga. yang pertama LH sebagai pembina, kemudian ada dinas pendidikan sebagaimana di sektornya, jelas sekolah tidak bisa melangkahi. Selanjutnya ada pihak ketiga yang menjadikan mitra strategis, seperti komite sekolah, puskesmas, dan sejak tahun 2020 SMP Negeri 42 menjadi sekolah binaan dari Pertamina.”

Baca juga:  Tanamkan Karakter Peduli Kebersihan dan Kelestarian Lingkungan, SD Islam Hidayatullah Raih Penghargaan Sekolah Adiwiyata Tingkat Provinsi

SMP Negeri 42 Semarang menjadikan inovasi pembelajaran (inobel) sebagai inovasi yang ditonjolkan.”Pada P5 itu terdapat indikator pemanfaatan lingkungan belajar, jadi bapak ibu guru memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sarana dan sumber pembelajaran. Misalnya bapak ibu guru ingin mengajarkan tentang ekonomi jual beli, mereka tidak akan mengajak siswa untuk terjun ke pasar namun mereka akan mengajak siswa untuk mempelajari sistem jual beli di bank sampah sekolah,” ujar Joko Santoso. Selain inobel, sekolah juga memiliki berbagai program unggulan untuk menunjang terwujudnya sekolah Adiwiyata. Program pertama yaitu gerakan SUSU atau gerakan sak uwong sak uwit, dimana setiap anak wajib menanam satu tanaman dari masuk hingga lulus sekolah. Jika tanaman yang dirawat rusak atau mati, anak wajib mengganti tanaman tersebut. Program kedua adalah BuharPaTik Sekali Pakai atau budaya hari-hari tanpa plastik sekali pakai. Program yang terakhir yaitu DeSa atau detektif sampah, merupakan gerakan saling mengingatkan untuk lebih peduli terhadap sampah.

Untuk mencapai prestasi ini, SMP Negeri 42 Semarang telah menerapkan berbagai strategi yang terintegrasi dalam kegiatan sekolah. Strategi yang pertama yaitu dengan menguatkan komitmen seluruh warga sekolah. Antara tim adiwiyata, guru, dan kader siswa menjadi satu kesatuan. Joko Santoso mengungkapkan,”Tim itu tidak satu dua orang, tapi semua warga sekolah terlibat menjadi tim. Termasuk tim itu tidak terpisah dengan siswa.” Strategi selanjutnya yaitu dengan menguatkan monev (monitoring evaluasi). “Begitu ada kegiatan yang selesai kita monitoring, evaluasi kurangnya ini besok diperbaiki dan yang mengevaluasi bukan hanya dari tim dan kepala sekolah, tapi anak-anak dilibatkan untuk evaluasi dan refleksi masing-masing termasuk di pembelajaran,” ujar Joko Santoso.

Baca juga:  RAMADHAN, SISWA SDN GAJAHMUNGKUR 03 MENGIKUTI KEGIATAN "PESILAT"

SMP Negeri 42 Semarang juga menghadapi berbagai tantangan dalam perjalanannya menuju Adiwiyata tingkat provinsi, terutama pada semangat yang naik turun. Untuk mengatasi tantangan tersebut sekolah melakukan beberapa upaya yaitu dengan memberikan pendampingan pada hal yang masih menjadi kendala sekolah dan menerapkan pembelajaran kolaborasi. Joko Santoso mengatakan, ”Tantangan adalah semangatnya yang naik turun. Apalagi ini bukan tugas utama bapak ibu guru. Tetapi yang menjadikan kita sadar adalah bagaimana caranya memberikan pembelajaran yang bermakna bagi murid. Salah satunya yaitu mengintegrasikan kegiatan lingkungan ke dalam  kegiatan pembelajaran.”

Prestasi Adiwiyata yang diraih SMP Negeri 42 Semarang tidak hanya membanggakan sekolah, tetapi juga memberikan banyak manfaat bagi siswa dan sekolah. “Dari segi fisik, sekolah menjadi bersih, lebih tertib, lebih teratur, dan lebih hijau. Udara bersih, jajanan kantin lebih sehat, drainase lancar, tidak ada kasus demam berdarah di sekolah,” ungkap Joko Santoso. Selaku kepala sekolah, Joko Santoso juga mengungkapkan bahwa dari segi perilaku siswa menjadi lebih tertib, lebih sopan, lebih sadar, dan jiwa memiliki sekolah yang semakin tinggi. Selain itu, dengan menyandang predikat Adiwiyata tingkat provinsi menjadikan sekolah memiliki prestis yang lebih baik di masyarakat. (Nur Khanifah/Tinuk Santi)

TERKINI

Rekomendasi

Lainnya