Selamat Jalan “Kidang Piano“ Musisi Senior Kota Lunpia

BERPULANG: Almarhum Kidang Piano Musisi Senior Kota Semarang, meninggal mendadak saat melakukan aktivitas olahraga bersepeda santai. Foto : DOK/JATENG POS

JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG  – Dunia musik Kota Semarang kini tengah dirundung duka dengan kepergian sosok inspiratif, Muhammad Tri Murtono alias “Kidang Piano“, seorang musisi senior yang menjadi idola dan trend setter banyak musisi muda khususnya di Kota Lunpia.

Ya, kepergian mendadak dari almarhum Kidang Piono tidak saja dirasakan oleh keluarga, teman atau sahabat sesama musisi. Masyarakat pecinta musik juga merasakan duka mendalam sosok yang banyak memberi inspirasi kawula muda khususnya dunia musik.

Harry Djoko pegiat musik senior dan juga sahabat Kidang Piano, mengatakan, jika kepergian almarhum tersebut, tidak disangka karena mendadak usai melakukan kegiatan olahraga bersepeda santai bersama teman-teman sesama musisi yang kerap tampil bareng menghibur masyarakat pecinta musik khususnya di Semarang.

Baca juga:  Dewan Desak Pembebasan Lahan Tol Semarang -Demak Selesai Akhir 2020

“Saya sempat menemani saat almarhum dibawa ke RS Roemani Semarang, berdasarkan keterangan teman-teman musisi yang tengah mengikuti aktivitas bersepada bersama almarhum. Kidang Piano, merasakan dada sebelah kirinya terasa nyeri saat menempuh rute gowes di Jalan Singosari Semarang,” ujarnya, Harry Djoko saat dihubungi Jateng Pos, Selasa (16/6).

iklan

Dijelaskan, usai merasakan nyeri didada sebelah kiri, almarhum sempat dibawa rekannya menggunakan mobil ke RS Roemani dan mendapatkan pertolongan medis. Namun, takdir berkata lain Kidang Piano tidak tertolong dan menghembuskan nafat terakhirnya.

“Tidak mempunyai riwayat penyakit dalam dan upaya untuk memberikan pertolongan kepada almarhum sudah kami lakukan dengan pemeriksaan dan pertolongan medis. Tetapi Tuhan telah memanggilnya dan kami pun merelakan dengan iklas kepergian sahabat dan juga seorang musisi senior yang banyak mengharumkan nama Kota Semarang dikancah dunia musik,”paparnya.

Baca juga:  Dewan Ingatkan Revitalisasi Pasar Tradisional Tetap Jaga Keunikannya

Meninggalkan dunia fana diusia 44 tahun tepat pukul 08.00 wib (Selasa pagi 16/6, red), almarhum dimakamkan di TPA Sonolayu Krapyak Semarang. Kidang Piano yang asli putra Semarang, meninggalkan seorang istri dan dua orang anak.

Selama berkiprah di dunia musik, almarhum Kidang Piano menjadi inspirasi dan menjadi panutan banyak musisi muda berbakat di Semarang dalam all genre musik, kini tinggal kenangan dengan banyak meninggalkan kesan mendalam sebagai seorang musisi senior.

Harry Djoko berharap, sepeninggal Kidang Piano ia berharap, dunia musik khususnya di Kota Semarang, bisa tetap eksis dan terus tumbuh berkembang yang mampu mencetak musisi andal seperti almarhum yang banyak mengisi dunia musik, salah satunya di Hotel Dafam Semarang, Modus Bar Semarang dan berbagai panggung musik berkelas lainya.

Baca juga:  Ada apa, Gerindra Belum Beri Rekomendasi Buat Pilkada Sragen, Padahal Lainya Sudah

Selamat Jalan Kidang Piano kiprah dan dedikasi yang telah dilakukan selama masa hidupnya, bisa menjadi panutan banyak orang khususnya musisi muda berbakat untuk memberikan konstribusi terbaiknya di kancah dunia musik profesional. (ucl/muz)

iklan