JATENGPOS.CO.ID, UNGARAN- Upaya meningkatkan kesadaran masyarakat khususnya di lingkungan pendidikan terhadap tindakan bullying yang masih sering terjadi, mahasiswa KKN MIT POSKO 02 UIN Walisongo Semarang mengadakan Sosialisasi Anti-Bullying di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Sabilul Huda Dusun Blater, Desa Jimbaran, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, Jum’at (8/8/2025).
Sosialisasi Anti-Bullying ini merupakan program kerja (Proker) ditujukan kepada siswa-siswi MI Sabilul Huda Jimbaran, khususnya siswa-siswi kelas VI MI tersebut. Bertujuan mengajarkan strategi pencegahan dan penanggulangan bullying, serta bagaimana menciptakan lingkungan yang aman dan suportif bagi para siswa-siswi.
Kepala Sekolah (Kepsek) MI Sabilul Huda Blater, Sunadi S.Pd, saat sambutan menyampaikan, melalui kegiatan ini mengedukasi para siswa-siswi agar tidak melakukan tindak kekerasan atau bullying di lingkungan sekolah.
“Bullying atau istilah dalam sehari-hari itu ngenye’i koncone (menghina temannya, red) itu perbuatan jahat yang bisa mempengaruhi mental seorang anak. Contohnya seperti mengejek kamu gendut, atau buat yang cewek dikatain hidungnya mancung ke belakang. Nah itu contoh perbuatan bullying yang tidak boleh dicontoh atau dilakukan,” ujarnya.
Pesan diharapkan Sunadi tersampaikan kepada siswa-siswi kelas 6 agar mereka memahami tindakan bullying sangat tidak dibenarkan, dampaknya bagi korban bullying sangat panjang. Menimbulkan rasa trauma, tidak percaya diri hingga perkembangan mental yang tidak stabil.
“Jangan melakukan bullying pada teman-teman, mengejek satu sama lain. Dampaknya tidak baik dan sangat panjang bagi teman yang diejek. Sekolah dengan tegas melarang tindakan bullying. Stop Bullying,” tegasnya.
Usai sambutan Kepsek MI Sabilul Huda, dilanjutkan penyampaian materi Anti Bullying oleh mahasiswa KKN MIT UIN Walisongo Semarang. Materi disampaikan antara lain, pengertian bullying, jenis-jenis bullying seperti verbal, nonverbal, dan cyberbullying.
Lebih penting lagi, disampaikan dasar hukum formil yang berlaku bagi pelaku tindakan perundungan, serta menjelaskan dampak fatal yang dapat dialami korban. Dengan penjelasan tersebut, diharapkan siswa-siswi semakin memahami apa itu bullying, penyebabnya, serta konsekuensi yang ditimbulkan.
Kegiatan sosialisasi berlangsung dengan lancar diikuti siswa-siswi menyimak dengan tenang dan sungguh-sungguh setiap materi yang disampaikan. Menariknya, di tengah sesi penyampaian materi diadakan sesi ‘ice breaking’ untuk mencairkan suasana.
Kegiatan ini membuat pelaksanaan sosialisasi menjadi lebih seru, interaktif, dan menyenangkan. (syifa putri/muz)
