29 C
Semarang
Jumat, 14 November 2025

Desa Kesongo Tuntang Sukses Kembangkan Pengairan Irigasi Tenaga Surya



JATENGPOS.CO.ID, UNGARAN- Inovasi terus digerakkan Pemerintah Desa (Pemdes) Kesongo, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang. Terbaru, desa berada kawasan danau Rawa Pening ini mengembangkan sistem pengairan untuk area persawahan petani setempat memanfaatkan energi tenaga surya. Seperti apa keunggulannya?

Pengembangan pengairan sawah ini didukung Program Kemitraan Masyarakat (PKM), Pemdes Kesongo bekerjasama dengan Polines Semarang dengan mengetengahkan “Pemberdayaan Masyarakat untuk Meningkatkan Produktivitas Pertanian Berkelanjutan Melalui Smart Farming Berbasis PLTS Terapung Rawa Pening.”

Kepala Desa Kesongo, Supriyadi mengatakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) ini dikombinasi dengan rangkaian dari Pompa Air Tenaga Surya (PATS) yang bermanfaat mengairi lahan persawahan di wilayahnya. Manfaat dirasakan sangat besar terutama pada musim kemarau saat pinggiran Rawa Pening surut.

“Saat musim kemarau itu air di lahan sawah yang ada di desa kami ini kering, air dari Rawa Pening itu surut. Sehingga, alat PLTS yang dirakit dengan PATS ini sangat diperlukan para petani sekitar,” ujarnya, kemarin.

Keberadaan PLTS ini, Supriyadi menyebutkan program awal ini dapat mengairi sekitar 10 hingga 15 hektar. Dinilai sangat efektif mengatasi kekeringan hingga berupaya mengembangkan alat inovatif ini.

“Jika musim kemarau sawah-sawah yang begitu luas tidak bisa digarap. Petani harus mengambil air dengan pompa seadanya kalau ingin menanam padi. Kalau tidak ada dipompa ya tidak ada air untuk lahan sawah,” ungkapnya.

Disebutkan, jika para petani Desa Kesongo melakukan penyedotan air dari Rawa Pening secara manual dibutuhkan biaya sangat besar. Adanya PLTS petani tidak lagi memikirkan biaya tinggi untuk penggunaan pompa diesel dengan bahan bakar solar. Alat irigasi tenaga surya ini dinilai efektif meningkatkan produktivitas hasil pangan petani Desa Kesongo.

Baca juga:  Hujan Deras Tebing JLS Longsor, Tutupi Jalan

Estimasi hasil produktivitas dari 1 Hektar lahan sawah bisa menghasilkan setidaknya 6 sampai dengan 7 ton dalam satu kali panen. Kini, berkat bantuan PLTS petani tidak lagi menanam bergantung pada musim hujan. Saat kemarau panjang pun petani bisa bertanam dengan memanfaatkan teknologi tersebut.

“Estimasi jika sebelum ini tiap 1 hektar lahan menghasilkan 6 sampai 7 ton padi. Kini bisa menanam dua kali dengan peningkatan produksi setiap tahun menghasilan dua kali lipatnya, yakni 12 ton sampai 14 ton padi,” tandas Supriyadi.

Penggunaan teknologi panel tenaga surya untuk menggerakkan pompa mengaliri lahan petani Kesongo. Insert: Kades Kesongo Supriyadi. FOT|O:IST/JATENGPOS

Dipaparkan Supriyadi, luasan lahan persawahan di Kesongo sekitar 45 hektar terletak di sebelah barat desa. Sedangkan, luasan yang bisa digarap menanam padi secara maksimal sekitar 20 hektar.

“Potensi yang ada saat ini baru sekitar 20 hektar dimaksilkan untuk pertanian padi. Adanya teknologi tentunya ke depan kita akan kembangkan lebih luas lagi sawah bisa dimanfaatkan tanam padi,” jelasnya.

Salah satu cara petani harus menyedot air dari Rawa Pening untuk dialirkan ke lahan persawahan. Jarak persawahan dari Rawa Pening sekitar 700 meter lebih, jika sebelumnya biaya pompanisasi sangat mahal sekarang terbantu dengan teknologi tenaga surya.

“Selain itu, cara lainnya yakni mendekatkan sumber air yang ada di Rawa Pening ini ke tepi-tepi sawah. Tapi kalau pakai cara ini sangat memungkinkan bisa dilakukan, ya bantuan dari pemerintah,” lanjutnya.

Baca juga:  RS Gunawan Mangunkusumo Ambarawa Tambah Empat Poliklinik Rawat Jalan

Dijelaskan, sistemnya harus dibuatkan kanal supaya sumber air itu bisa berada dekat lahan sawah, sehingga petani akan bisa mudah mendapatkan air untuk pengairan sawah.

Jika musim penghujan muncul masalah enceng gondok yang tumbuh liar menutup akses petani mendapatkan aliran air. Selain itu, terkendala debit air tinggi hingga menggenangi areal persawahan yang dekat Rawa Pening.

“Kalau musim hujan petani selalu meminta BBWS Pemali Juana membersihkan enceng gondok yang banyak tumbuh saat musim penghujan. Petani baru bisa mengairi sawah melalui selang-selang air yang ada di pinggir Rawa Pening,” ungkapnya.

Dosen sekaligus Pembina Program Pengabdian Kepada Masyarakat 2025 Polines Semarang, Yusuf Dewantoro Herlambang mengatakan program tersebut digerakkan dalam rangkan turut menyukseskan program Ketahanan Pangan Nasional yang digencarkan pemerintah pusat.

“Program ini juga dari Kemdiktisaintek di bidang Saitek dari kompetisi di seluruh universitas yang ada di Indonesia yang mendapatkan bantuan,” jelasnya.

Dijelaskan Yusuf, kinerja pompa air tenaga surya di Kesongo dapat menghasilkan debit air sekitar 16 meter kubik dengan efisiensi pompa sekitar 40 persen. Aplikasi awal digunakan untuk mengairi lahan pertanian sekitar 13,1 hektar.

“Penggunaan tenaga surya dapat menghematkan anggaran yang harus dikeluarkan petani sekitar Rp 2,3 juta. Biaya digunakan untuk mengoperasikan pompa diesel, otomatis mereka harus membeli solar untuk sekali masa panen. Sekarang lebih efektif tanpa membeli solar cukup dengan tenaga surya,” tandasnya. (muz)



TERKINI

Sinergikan UMKM dan Ekonomi Kreatif,


Rekomendasi

...