JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Kota Semarang menyatakan kesiapannya dalam mengantisipasi bencana alam. Kesiapan tersebut terlihat dari uji rekon atau uji lapang tersebut digelar di bantaran Sungai Banjir Kanal Barat, Semarang, Rabu (6/12) pagi dengan tujuan memberikan gambaran penanganan bencana di Kota Semarang.
Cuaca ekstrem yang terjadi beberapa waktu terakhir sangat mungkin diiringi oleh masalah kebencanaan seperti banjir bandang dan tanah longsor. Sebanyak 10 ribu personel gabungan, personel gabungan dari BPBD Kota Semarang, Basarnas Kantor SAR Semarang, TNI, Polri, dan relawan siap siaga bencana.
Walikota Semarang, Hendrar Prihadi, mengatakan dalam apel siaga rencana kontinjensi (rekon) ini semua komunitas yang peduli penanganan bencana dikumpulkan. Diadakan sebuah pelatihan dan rencana aksi sehingga dapat diketahui komunitas mana yang siap dan mana yang perlu ada perbaikan. Hal itu dilakukan agar semuanya siap saat ada bencana sesungguhnya.
“Apel siaga rencana kontinjensi ini agar instansi, baik BPBD Provinsi dan Kota Semarang maupun relawan, selalu siaga. Mengingat beberapa waktu terakhir cuaca ekstrem, hujan durasinya semakin lama dan tinggi gelombang di atas rata-rata. Kondisi di Semarang saat ini sangat rawan dengan potensi terjadinya bencana alam. Air dari atas (Kabupaten Semarang, red) juga mulai masuk Semarang saat hujan terjadi,” katanya usai mengikuti apel siaga uji lapang di Banjir Kanal Barat, Rabu (6/12).
Uji lapang atau rekon tersebut sebagai gambaran dalam penanganan bencana alam secara jelas. Termasuk langkah-langkah dan penanganan dini bencana alam. Di mana BPBD Kota Semarang sejauh ini telah menyiagakan sekitar 10 ribu personel gabungan untuk mengantisipasi bencana alam yang sewaktu-waktu dapat terjadi di Semarang.
Kepala BPBD Kota Semarang, Agus Hermunanto menuturkan, untuk Kota Semarang, baik BPBD maupun Basarnas, sudah siap untuk mengantisipasi masalah kebencanaan. Sudah ada sekitar 35 Kelurahan Siaga Bencana (KSB) di wilayah Kota Semarang. Tentunya ditambah dengan personel dari BPBD, Basarnas, TNI, dan Polri.
“KSB dibentuk untuk penanganan dini apabila terjadi bencana alam. Penanganan dari tingkat terkecil baru penanganan selanjutnya dilakukan bersama dengan BPBD dan instansi terkait. Masing-masing instansi telah menyiapkan peralatan masing-masing dalam penanganan bencana ini,” tambahnya.
Adapun mengenai daerah rawan bencana di Kota Semarang tersebar di beberapa wilayah. Untuk daerah rawan bencana banjir di Kota Semarang meliputi wilayah Mangkang Wetan dan Mangkang Kulon, Sera wilayah di bantaran Sungai Banjir Kanal Timur seperti Sawah Besar dan Kaligawe. Lalu ada wilayah Pucanggading, Rowosari, dan Dinar Mas.
“Fokus kami ada pada bencana banjir. Tetapi kami juga siap untuk antisipasi longsor. Daerah yang perlu diwaspadai untuk rawan longsor ada di Candisari, Rowosari Tembalang dan Gunungpati,” pungkasnya. (har/mar)