JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – ‘’Kalian semua sama, sama-sama makan nasi, jangan takut, kalau saat ini ada guru atau teman kalian yang membully maka saya pastikan akan mendapatkan ancaman pidana, segera laporkan pada saya,” hal tersebut diucapkan oleh Walikota Semarang, Hendrar Prihadi saat memimpin upacara di SMP Negeri 11, Gajahmungkur, Senin (22/1).
“Hari ini kompetisinya adalah melalui prestasi akademis dan non akademis, bukan lagi jamannya ingin kelihatan lebih hebat dari yang lainnya dengan cara membully,” tegas Walikota Semarang yang juga akrab disapa Hendi tersebut.
Hendi menjelaskan dalam catatannya, 84% anak SD sampai SMA di Indonesia pernah mengalami bullying. “Apa yang sampaikan keada anak-anak ini menjadi penting, karena terkait memerangi bullying, tidak bisa jika yang bergerak hanya pemerintah saja, anak-anak juga harus aktif dan berani dalam melaporkan segala hal yang dirasa merupakan bullying, baik itu dialami sendiri ataupun dialami oleh temannya,” tegas Hendi.
Sebagai wadah pelaporan dan konseling terkait bullying, Pemkot dibawah kepemimpinan Hendi telah menyediakan Fasilitas RDRM (Rumah Duta Revolusi Mental) dan Program Geber Septi (Gerakan Bersama Sekolah Semarang Peduli dan Tanggap Bullying).
Melalui Rumah Duta Revolusi Mental yang terletak di Jalan Simongan, Kota Semarang, Hendi menyediakan dua konselor psikolog dan satu konselor hukum untuk menangani permasalahan bullying di Kota Semarang. Sedangkan melalui Program Geber Septi, Hendi menyediakan kanal konsultasi secara online yang dapat diakses melalui website gebersepti.SemarangKota.go.id.
Dalam kesempatan tersebut, Hendi juga mengingatkan kepada siswa SMP Negeri 11 Kota Semarang agar berkompetisi dalam koridor yang positif. “Apalagi saat ini kompetisi semakin ketat. Kompetisi tersebut akan dimenangkan oleh orang yang memiliki keunggulan baik akademis maupun non akademis seperti olah raga, seni, atau sosial budaya,’’ pungkas Hendi.
(sgt)