JATENGPOS.CO.ID. AMBARAWA- Bupati Semarang H Mundjirin memberikan dukungan semangat kepada seorang siswa berkebutuhan khusus yang mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di SMPN 1 Ambarawa.
Dengan sikap kebapakan, Bupati menyapa Yuli Nugroho, siswa kelas IX C yang sedang belajar di ruang kelas bersama teman-teman lainnya. Mereka memanfaatkan waktu salmbil menunggu pelaksanaan sesi ke II pelaksanaan UNBK di sekolah itu. “Terus belajar, ya dan tetap semangat,” kata Bupati kepada Yuli saat meninjau pelaksanaan UNBK di SMPN 1 Ambarawa, Selasa (24/4) pagi.
Ikut mendampingi Bupati pada kegiatan itu Kepala Dinas Pendidikan, Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disdikbudpora) M Natsir, Ketua panitia UN SMP/MTs M Taufiqurrahman, perwakilan Dewan Pendidikan dan kepala SMPN 1 Ungaran Hari Muryanto.
Ditambahkan oleh Bupati, dukungan semua pihak termasuk masyarakat dan guru sangat diperlukan agar para siswa dapat menyelesaikan UNBK dengan baik. Termasuk pelayanan kepada peserta berkebutuhan khusus agar bisa mengerjakan soal UNBK seperti siswa lainnya. Mundjirin juga salut atas partisipasi warga di Kecamatan Jambu yang dengan rela meminjamkan perangkat komputernya kepada SMPN 1 Jambu. Pinjaman sebanyak kurang lebih 62 komputer itu membantu kelancaran UNBK di sekolah itu.
“Kita akan pikirkan penambahan anggaran pendidikan untuk pengadaan komputer lebih banyak lagi di waktu mendatang,” tegas Bupati.
Ketua Panitia UN SMP/MTs Kabupaten Semarang tahun 2018, M Taufiqurrahman menerangkan jumlah sekolah penyelenggara UNBK bertambah dibandingkan tahun lalu. Pada tahun ini ada 48 sekolah menengah pertama dan sederajad yang menyelenggarakan UNBK.
Terdiri dari 30 SMP baik negeri maupun swasta dan 18 MTs. Pada pelaksanaan UN tahun lalu hanya ada 11 sekolah. Sedangkan jumlah peserta UNBK SMP/MTs sebanyak 5997 siswa dan peserta UNKP (Ujian Nasional berbasis Kertas dan Pensil) sebanyak 7.600 siswa.
“Tidak ada kendala berarti saat pelaksanaan UNBK hari pertama, Senin (23/4) lalu. Hanya ada keterlambatan online antara setengah hingga satu jam di lima sekolah karena pengaturan server ditingkat pusat,” ujarnya.
Pada hari pertama pelaksanaan UN SMP/MTs, lanjutnya, ada 14 siswa yang tidak hadir karena sakit. Mereka terdiri dari 12 peserta UNKP dan dua orang peserta UNBK. Menyinggung keberadaan siswa berkebutuhan khusus yang mengikuti UNBK bersama siswa normal lainnya. Taufiqurrahman menegaskan tidak masalah dan sesuai aturan yang berlaku. Disebutkan, memang ada sekolah inklusi yang menerima siswa berkebutuhan khusus dalam jumlah tertentu. Penyelenggaraan layanan pendidikan dan ujian diberlakukan sama dengan siswa normal.
“Di Kabupaten Semarang ada sepuluh sekolah dasar dan menengah pertama yang termasuk sekolah inklusi. Diantaranya ada di Ambarawa, Tengaran dan Ungaran. Pelayanan pendidikan yang diberikan kepada peserta didik juga relatif sama,” tambahnya. (muz)