JATENGPOS.CO.ID, SOLO – Kementerian Perdagangan (Kemedag) mencatat ada lebih dari 15 juta investor yang aktif bertransaksi sampai hari ini. Angka itu jauh lebih banyak dibandingkan investor di bursa efek. Bahkan jumlah transaksi kripto meningkat pesat sebesar 859 triliun pada 2021, dibanding tahun 2020 sebesar 64,9 triliun
“Artinya, antusiasme investasi kripto ini ada. Hal ini membuktikan sudah ada kepercayaan pada masyarakat terhadap investasi kripto. Tugas kita, memberikan literasi kepada publik. Supaya masyarakat bisa berinvestasi dengan baik. Dengan pilihan yang rasional,” ungkap Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag), Jerry Sambuaga di sela-sela peresmian T-Hub milik Tokocrypto di Kota Solo, Jumat (19/8).
Prospek investasi kripto diklaim paling menjanjikan ketimbang investasi lainnya. Wamendag menyebut saat ini ada 383 jenis kripto yang diakui Kemendag di bawah Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappeti).
Sebanyak 10 jenis di antaranya merupakan token lokal karya anak bangsa. Melalui T-Hub milik Tokocrypto ini harapannya tumbuh token-token lokal hasil kreasi anak muda.
“Kami tegaskan, kipto ini bukan alat pembayaran. Kripto adalah komoditas. Jangan disamakan dengan robot trading, binomo, dan lain sebagainya. Karena berbeda. Makanya, kripto diatur regulasi dan ekosistemnya oleh Bappeti di bawah Kemendag,” tegasnya.
Tokocrypto melakukan ekspansi ke kota Solo karena perkembangan digital di diklaim sangat masif, terutama transaksi kripto. Potensi itu dinilai perlu diimbangi dengan tingkat edukasi yang lebih baik.
“Kehadiran T-Hub bertujuan memperluas literasi sekaligus adopsi blockchain dan aset kripto. T-Hub merupakan inisiatif Tokocrypto dalam menghadirkan rumah yang terbuka bagi seluruh masyarakat untuk berdiskusi dan mengembangkan berbagai ide,” beber COO Tokocrypto, Teguh Kurniawan Harmanda.
Jadi hadirnya T-Hub bukan hanya melihat seberapa besar pengguna Tokocrypto di Solo. Tapi dilihat seberapa besar potensinya. Maka percepatan edukasi terus gencar dilakukan. Kehadiran pemerintah melalui regulasi harus dioptimalkan sebaik-baiknya,”
Manda menyebut berdasarkan data Tokocrypto, Kota Solo masih belum termasuk top five kota yang paling banyak transaksinya. Masih didominasi kota besar seperti Jakarta dan Bandung. Targetnya, kehadiran T-Hub mampu mendongkrak Kota Solo menjadi top five city dalam Tokocrypto.
“Kalau melihat potensinya, kami optimistis bisa tercapai. Apalagi anak muda di Solo banyak yang tertarik dengan kripto. Harapannya juga ada token lokal dari Solo yang bisa diakui Bappeti,” sambungnya.
T-Hub Solo by Tokocrypto diresmikan langsung oleh Wakil Menteri Perdagangan, Jerry Sambuaga; Plt. Kepala Bappebti, Didid Noordiatmoko; Wakil Wali Kota Surakarta, Teguh Prakosa; Rektor Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Prof. Jamal Wiwoho, S.H., M.Hum.; CEO Tokocrypto, Pang Xue Kai; CMO Tokocrypto, Nanda Ivens.
Wakil Wali Kota Surakarta, Teguh Prakosa menilai langkah Tokocrypto memilih Kota Solo sebagai lokasi baru T-Hub sangat baik.
“Solo memiliki pertumbuhan perekonomian yang terus meningkat dan memiliki lokasi yang strategis untuk mendorong perluasan adopsi blockchain dan aset kripto secara meluas dan inklusif,” ungkap Teguh usai meresmikan T-Hub di jalan Gatot Subroto Solo. (Dea/bis)