JATENGPOS.CO.ID, GROBOGAN – Fenomena musyafir Joko Kendil sebenarnya sudah ada sejak lama. Banyak orang lelaku seperti Joko Kendil. Berjalan kaki jauh mendatangi makam-makam tanah Jawa yang dianggap wali keramat.
Begitupun yang dilakukan lelaki bernama Sopo Nyono ini. Pria 78 tahun itu berjalan kaki mirip Joko Kendil. Dari rumahnya di Tuban Jawa Timur menuju 261 makam wali di Tanah Jawa.
“Saya dari Tuban jalan kaki mau ziarah ke Pendowo Limo di Purwodadi,”katanya saat ditemui JatengPos, di jalan raya sebelum kota Porwodadi Grobogan, Jumat (14 Oktober 2022).
Karena hanya berjalan kaki, pria berjenggot itu mengaku sudah menempuh perjalanan 5 tahun 3 bulan dari Tuban sampai Grobogan. Perjalanan yang lama itu lantaran dia mampir-mampir di berbagai kota. Dari Tuban ke arah barat hingga Jawa Barat dan Jakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, hingga Grobogan.
“Saya sudah menempuh ratusan makam wali-wali Alloh di seluruh Jawa,”jelasnya.
Dari Tuban, Banten, Ampel Surabaya, Giri Bangun Pak Harto, Gus Dur Jombang, Sunan Bayat, hingga makam Ir Soenarno di Blitar, dan lain-lain.
Tujuan dari ziarah makam-makam tersebut untuk meminta syafaat berkah dan barokahnya orang-orang yang dulu hidupnya mulia. Sejauh mata dan telinganya masih berfungsi, pria kurus ini akan terus bermusyafir.
“Saya akan berhenti setelah mata saya tidak melihat telinga saya tidak lagi mendengar,”tambahnya.
Laku musyafir itu juga dilakukan dalam rangka mensyukuri “Nyawa 78”. Artinya mensyukuri usinya yang sudah 78 tahun.
“Saya tidak membawa bekal, kecuali bekal Nyowo Rogo saja,”katanya
Dia berjalan sendirian mirip Joko Kendil. Dengan memakai caping, membawa tas rangsel di punggung, dan memegang tongkat.
Dia tidak membawa bekal uang dan makanan. Tasnya hanya berisi baju dan sarung untuk sholat. Untuk makan dan minum dijamin Alloh melalui tangan-tangan makluk di bumi. Untuk mandi dan istirahat sering di SPBU, masjid, dan warung-warung kopi.
Dia mengaku tidak kenal Joko Kendil. Juga tidak mengerti jika Joko Kendil saat ini viral di sosial media.
“Saya tidak mengerti, saya belum ketemu,”jawabnya.
Selama di jalan, dia mengaku tidak ada gangguan. Kecuali saat dicegat Jateng Pos tersebut.
“Yang ganggu ya kayak gini, nyegat perjalanan saya gini, kalo tidak dicegat, saya sudah jauh disana,”katanya.
Dia mengaku punya beberapa anak yang sudah berkeluarga semua. Istrinya sudah meninggal.
“Anak-anak saya sudah berkeluarga semua, kalau isteri saya sudah tidur tetapi tidak mau bangun lagi,”tambahnya.
Dia berpesan kepada manusia untuk selamat rukun aman dan sejahtera. Jadi manusia harus sabar, nrimo, dan mengalah.
“Sabar lan nrimo kui bekale wong urip nggo sangu mati,”katanya.
“Jangan lupa ibadah. Ibadah tidak hanya sholat. Meminggirkan batu di jalan ibadah, baik sama orang juga ibadah, ngasih makan juga ibadah,”pesanya. (jan)
