JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Tampil dalam acara Silaturahmi Budaya yang digelar oleh Forum Wartawan Provinsi – DPRD Jateng (FWPJT).
KH Ahmad Mustofa Bisri atau akrab disapa Gus Mus memiliki pesan untuk masyarakat di tengah memanasnya situasi politik.
Gus Mus berharap pesta demokrasi lima tahunan tidak disikapi secara berlebihan. Karena menurutnya akal budi dan nurani akan terpengaruh, jangan sampai menjadi ‘eror’ ketika terlibat politik praktis
“Peningkatan suhu politik begitu kencang jadi masyarakat digiring seolah-olah pilpres, pileg, kayak sekarang ini saja lah, padahal ini kan lima tahunan, kalau menyikapi terlalu berlebih-lebihan nanti akal budi sama nurani kita itu lewat, nggak bisa mikir karena terlalu ke sana,” ujarnya usai tampil di gedung Ki Narto Sabdo TBRS Semarang, Jumat (12/1) malam.
Lanjut Gus Mus, Jika memang punya dukungan terhadap calon presiden atau legislatif. Maka ungkapkan kebaikannya, tidak kemudian menjelek-jelekkan calon lain.
“Hal itu bisa menimbulkan perpecahan dan ketika pemilu rampung, menegaskan masyarakat harus kembali bersatu.Kalau hanya saya memuji yang saya dukung atau anda memuji yang anda dukung nggak masalah. Tapi kalau saya tidak hanya mendukung yang saya dukung tapi sambil menjelek-jelekin yang anda dukung, itu persoalan,” terangnya.
Terkait politik praktis, Gus Mus menegaskan dirinya tidak bisa ditarik pihak manapun untuk mendukung. Menurutnya sudah banyak yang mengetahui soal hal tersebut, maka ketika ada yang berusaha mendekat untuk menarik dukungan ke Gus Mus, maka akan mundur dengan sendirinya.
“Mereka akan mundur sendiri karena diisin-isin wong (dipermalukan orang) karena semua orang tahu saya nggak bisa ditarik-tarik kemana-mana. Jadi kalau ada yang klaim narik saya, akan diguyu wong akeh (ditertawakan banyak orang), karena sudah tahu, karena saya nggak bisa ditarik-tarik oleh siapa pun kecuali sama seniman karena seniman nggak pakai neko-neko kan, dia pake rasa saja,” tutup Gus Mus.
Dalam pentas Silaturahmi budaya tersebut, juga tampil sederet penyair Tanah Air yakni Sutardji Calzoum Bachri, Sutanto ‘Mendut’ Nasirun, Timur Sinar Suprabana, Sosiawan Leak, Beno Siang Pamungkas, Triyanto Triwikromo dan Grup Rebana Laila Majnun.
Dalam aksi panggungnya yang ditonton ratusan orang tersebut, para penyair menampilkan ragam materi kritik sosial hingga kemanusian serta mengajak masyarakat untuk tetap guyub rukun ditahun politik saat ini. (ucl)