spot_img
26.3 C
Semarang
Minggu, 29 Juni 2025
spot_img

Dalang Cilik Kelas 4 SD Hibur Pengungsi Banjir di Kudus 

PAGELARAN : Hiburan pagelaran wayang kulit dengan Dalang Cilik Nino, di halaman gedug Graha Mustika Getas Pejaten, Minggu malam.

Dalang Cilik Kelas 4 SD Hibur Pengungsi Banjir di Kudus

JATENGPOS. CO. ID, KUDUS-Aksi dalang cilik wayang kulit memukau para penonton, yang sebagian besar korban banjir yang mengungsi di Posko Pengungsian Gedung Graha Mustika, Desa Getas Pejaten, Kecamatan Jati, Kudus, Minggu (24/3) malam.

Dalang Cilik Wayang Kulit bernama Firsa Nino Adelio Fawas itu, merupakan warga Desa Getas Pejaten. Saat ini, masih duduk di bangku Kelas 4 SD 1 Getas Pejaten..

Pantauan di lokasi, dengan membawakan lakon Wisanggeni Lahir, Ki Dalang Cilik Nino itu cukup fasih menceritakan bab pewayangan. Bahkan saat memasuki ‘goro-goro’, membuat para penonton tertawa.

Dalam pementasan bertajuk ‘Menghibur Korban Banjir’ tersebut, hadir Kepala Disbudpar Kudus Mutrikah, Camat Jadi Fiza Akbar, dan Kepala Desa Getas Pejaten, Kusnadi.

Baca juga:  BKKBN Apresiasi Komitmen Pemprov Jateng Turunkan Stunting

Koordinator Pementasan, Totok Widiatmoko mengatakan, pagelaran wayang kulit kali ini, bentuk kepedulian anggota kesenian budaya Getas Pejaten kepada korban banjir. Melalui pertunjukkan tersebut, berharap pengungsi bisa mengusir rasa jenuhnya di pengungsian dan terhibur.

‘’Semoga pikiran mereka tidak lagi kacau atas musibah yang diterima. Kami mendoakan bencana ini cepat berlalu,’’ imbuhnya.

Bukan hanya itu, Totok menyebut, pagelaran wayang kulit cilik ini, sebagai bentuk nguri-uri atau melestarikan kesenian budaya jawa. Menyusul jari diri kebudayaan jawa mulai terkikis dengan adanya dunia modern.

Maka dalam pementasan ini, didominasi oleh generasi milenial dan gen Z. Mulai dari dalang, sinden dan beberapa niyaga atau penabuh gamelan sebagian adalah kaum muda.

‘’Kami berharap adanya regenerasi kesenian budaya, khususnya pedalangan di Kudus,’’ ujarnya.

Selain pementasan wayang, pada malam hiburan di Posko Pengungsian Getas Pejaten, juga dimunculkan kesenian barongan Khas Kudus dan karawitan. Para pemain barongan dan vocal karawitan juga generasi milenial..

Baca juga:  Hotel Dafam Semarang Sajikan 'Bandeng Koprok'

‘’Jadi kami berupaya menggali potensi dari daerah,’’ kata Totok.

Sementara Kepala Disbudpar Kudus Mutrikah pung mengapresiasi aksi dalang cilik Nino itu. Pihaknya pun berharap, generasi dalang di Kudus terus berkembang dan menjadi dalang kondang seperti dalang-dalang yang lain.

‘’Ke depan, dalang-dalang cilik ini dapat tampil di kegiatan pemerintah daerah atau masyarakat umum,’’ tuturnya.

Sementara Kepala Desa Getas Pejaten Kusnadi pun mengapresiasi inisiatif warganya yang tergabung dalam kelompok kesenian budaya tersebut. Diakatakan dia, tujuan dari penampilan mereka, semata-mata ingin menghibur para pengungsi di gedung Graha Mustika.

‘’Kami ucapkan terima kasih atas bantuan hiburan yang diberikan para anggota kesenian budaya itu. Penampilan mereka cukup menghibur para pengungsi,’’ tandasnya. (han/rit)

spot_img

TERKINI