26.5 C
Semarang
Senin, 7 Juli 2025

Efek Kota Toleran, Salatiga Minim Konflik Sosial

JATENGPOS. CO. ID, SALATIGA- Pj Wali Kota Salatiga Yasip Khasani menilai karakteristik masyarakat Salatiga terkait konflik sosial tidak sama dengan konflik sosial di daerah lain. Bisa dikatakan sumbu panjang. Hal itu dikarenakan perilaku toleran masyarakat yang sudah terpupuk sejak lama, sehingga isu-isu sensitif seperti yang terjadi di tempat lain, itu dianggap biasa.

” Ini karena memang level pengetahuan masyarakat, dimana sistem sosial masyarakat Salatiga sudah berkembang lebih maju daripada daerah lain,ā€ tandas Yasip dalam kegiatan penguatan penanganan konflik sosial yang diselenggarakan Kantor Kesbangpol di Mini Theater Bung Karno, Selasa (26/3/24).

Dikatakan Yasip, ia menyambut baik kegiatan Penguatan Koordinasi Penanganan Konflik Sosial ini karena bisa mempersiapkan langkah-langkah terpadu terkait penanganan konflik sosial di Kota Salatiga.

Baca juga:  Nana Sudjana Ungkap Prestasi Pemprov Jateng di Momentum HUT RI, Ekonomi Tumbuh 4,92%

Namun demikian Yasip menilai masyarakat Kota Salatiga belum siap untuk menjadi masyarakat kota yang ramai atau kota yang sibuk. Sehingga hal ini menjadi PR bagi pemerintah untuk bagaimana membawa masyarakat bahwa keramaian dan kesibukan kota akan menjadi sebuah dinamika sosial yang ada.

ā€œKalau di sini (Salatiga) kan, senggolan motor di jalan masih jadi masalah. Di kota besar, mereka yang bersenggolan memilih untuk melanjutkan perjalanan daripada macet,ā€ ujar Yasip

Pada kegiatan yang ditutup dengan penandatanganan Rencana Aksi Terpadu Penanganan Konflik Sosial oleh jajaran Forkopimda plus tersebut, Kepala Kesbangpol Kota Salatiga, Valentino TH memaparkan potret penanganan potensi konflik di Kota Salatiga tahun 2023 dan hal-hal yang menjadi perhatian di tahun 2024.

Baca juga:  Proses Evakuasi eks Lokomotif Brantas Selesai, Dua Jalur KA di Semarang Sudah Bisa Dilalui KA

ā€œPenanganan bidang kebencanaan selama tahun 2023 terjadi sebanyak 256 kejadian yang telah ditangani secara lintas sektoral. Meliputi kejadian pohon tumbang, kebakaran rumah, tanah longsor, cuaca ekstrim, luapan air, bau bangkai, angin puting beliung, kebakaran pohon, kebakaran travo, karhutla dan kekeringan,ā€ jelas Valentino.( deb/jan)

TERKINI

Rekomendasi

Lainnya