26.8 C
Semarang
Senin, 7 Juli 2025

Warga Semarang Rayakan Tradisi  “Kupat Jembut”, Seperti Apa Bentuknya?

 

JATENGPOS. CO. ID, SEMARANG – Sepekan paska Hari Raya Idul Fitri 1445 H, warga Pedurungan Semarang kembali antusias merayakan tradisi Syawalan unik yakni Kupat Jembut.

Tradisi ini dilakukan setelah Salat Subuh. Para emak-emak menyiapkan makanan ini untuk dibagikan ke masyarakat. Setelah didoakan pihak masjid memanggil anak-anak yang sudah menunggu untuk dibagikan ketupat dan juga uang.

KUPAT JEMBUT: Warga Pedurungan Semarang merayakan tradisi Syawalan dengan memakan kupat jembut. Foto:Pras/jatengpos

Kupat Jembut dijadikan simbol rasa syukur dan kesederhanaan. Wujudnya berupa ketupat yang tengahnya dibelah dan diisi dengan tauge dan sayur.
Tradisi Syawalan Kupat Jembut digelar di sejumlah titik di bagian Timur Kota Semarang di wilayah Kecamatan Pedurungan. Salah satunya di Masjid Rhoudotul Muttaqin Kampung Jaten Cilik.

“Ini lebaran anak-anak juga, membuat mereka senang. Jadi memang digelar seminggu setelah Idul Fitri untuk tradisi Syawalan,” ujar Imam Masjid Roudhotul Muttaqin di kawasan kampung Jaten Cilik Pedurungan, Munawir, Rabu (17/4).

Baca juga:  Mbak Ita Harap Duta Genre Sebar Virus Kebaikan

Munawir mengatakan tradisi puluhan tahun ini dimulai sekitar tahun 1950-an ketika warga Pedurungan yang mengungsi di Demak dan Grobagan pulang pasca perang. Ketika Syawalan tiba, warga masih kesulitan ekonomi sehingga dirayakan seadanya dengan ketupat dan sayur tauge di sela-selanya.

“Menurut Mbah Haji Samin, kakek saya, isinya hanya sambal kelapa dan tauge. Dulu nggak ada namanya, hanya ketupat yang dibelah tengahnya. Kemudian orang-orang menamai itu, ada yang Kupat Rambut, Kupat Jembut,” imbuhnya.
Sementara itu, salah satu anak, Hasyid (10) cukup senang merayakan tradisi Syawalan tersebut. Meski tak kebagian Kupat Jembut, tapi dirinya banyak diberi angpao oleh warga.

“Nggak dapet ketupatnya, tapi dapat uang. Seneng,” ujarnya sembari berlari ke arah suara tiang listrik diketuk.

Baca juga:  Wakil Bupati Kendal Membuka Pelatihan Kerja Peningkatan Kompetensi

Sementara perayaan berbeda di Gang 2 Pedurungan Tengah. Pembagian Kupat Jembut dan uang digelar rapi dengan anak-anak berbaris karena gang yang sempit.

Anak-anak mengunjungi rumah warga yang sudah menyiapkan ketupat dan juga uang. Selain anak-anak, ada juga remaja dan ibu-ibu yang ikut antre untuk meramaikan.

“Ini sudah ada sejak dulu, tradisi Syawalan di daerah sini. Ada yang memandu di sini, kalau rebutan kasihan yang anak-anak,” imbuh Ketua RW 1 di Gang 2 Pedurungan Tengah. (ucl/jan)

TERKINI

Rekomendasi

Lainnya