JATENGPOS. CO. ID, SOLO- Pakar sosiologi UNS Solo, Dr. Argyo Demartoto, MSi, menjelaskan, orientasi seks manusia itu ada tiga jenis. Yaitu hetero seksual, biseksual, dan homo seksual.
“Hetero seksual itu seseorang tertarik dengan lawan jenis seperti yang normal terjadi di masyarakat, menikah antara laki-laki dan perempuan, lalu biseksual dimana seseorang tertarik dengan lawan jenis maupun sejenis, dan homoseksual seseorang hanya tetarik kepada sesama jenis, ” katanya saat podcast dengan JatengPosTV, Senin (13 Mei 2024) di kampus UNS Solo.
Sedangkan orang yang tertarik sesama jenis (homoseksual) itu, bisa tertarik sesama jenis laki-laki (gay) dan sesama jenis perempuan (lesbian). Menurutnya baik heteroseksual, biseksual, dan homoseksual l, disebut kaum LGBT (lesbian, gay, biseskual, dan transgender).
“Kaum LGBT ini sudah ada sejak dulu, sejak zaman nenek moyang yang terbungkus dengan tradisi dan budaya magis tertentu seperti warok dan gemblek, sekarang diperparah dengan terbukanya informasi di internet dan media sosial membuat makin mudah menular dan semakin banyak, “imbuhnya.
Sehingga seseorang yang semula orientasi seksualnya normal (heteroseksual) bisa berubah menjadi biseksual dan homoseksual. Sehingga identitas seksnya jadi tidak jelas. Itu yang lebih berbahaya bagi mereka yang terlibat di dalamnya. Kesehatan mereka lebih terancam karena potensi tertular penyakit HIV/ADI lebih besar.
Karena itu, Dr Argyo berpesan agar masyarakat mengerti dampak negatif LGBT sehingga bisa terhindar. Misalnya kalau melakukan hal semacam itu ada resikonya. Tidak saja resiko secara kesehatan tetapi juga kekerasan fisik dan mengancam nyawa. Seperti terbunuhnya pengusaha kerajinan tembaga di Boyolali, Bayu Handono (38), yang dibunu teman kencanya sesama jenis Hendra (27), Waga Sragen. Mereka bertengkar masalah tarif. (jan)