spot_img
28.8 C
Semarang
Sabtu, 28 Juni 2025
spot_img

Pakar Politik Undip: Megawati Harus Hati-hati Rekom Cagub Jateng 

JATENGPOS.CO.ID,SEMARANG – Pakar Politik dan Pemilu Universitas Diponegoro Dr Fitiyah mengatakan, PDI Perjuangan harus hati-hati menentukan siapa calon yang akan diusung dalam Pilgub Jateng 2024.

Sebagai provinsi yang identik dengan Kandang Banteng, Partai berlambang kepala banteng itu, harus mampu memenangi lagi Pilgub kali ini, untuk menambal kekalahan dalam gelaran Pilpres lalu.

Dr Fitriyah, menilai banyak tokoh PDI Perjuangan yang dapat diusung sebagai calon, tapi harus hati-hati, wajib yang secara pasti dapat memenangi pertempuran.

“PDI Perjuangan adalah partai yang solid. Dalam berbagai studi jelas bahwa PDIP adalah satu dari sedikit partai di Indonesia yang memiliki mesin partai dengan performa paling all out. Hal ini tampak dari prilaku PDIP dalam Pilgub-pilgub sebelumnya dimana calon diumumkan belakangan, tapi menang. Seperti saat Pilgub periode Bibit Waluyo dan Ganjar Pranowo,” katanya dalam sebuah kegiatan di Semarang, Jumat (12/7).

Di jelaskan, ketika Pilgub mesin partai bekerja all out. Calon-calon diumumkan belakangan, itu mesin partai bekerja dulu. Selama ini seperti itu.

Baca juga:  Solusi Desain Rumah dengan Cat Putih Berkualitas

“Semisal Misal Pak Bibit, awalnya dia tidak terlalu menonjol, tapi ketika diusung partai kemudian langsung naik. Pak Ganjar juga begitu. Orang lebih kenal Bu Rustri (Rustriningsih), tapi kemudian PDIP mengusung Pak Ganjar. Survei Pak Ganjar naik, melesat,” jelasnya.

Karena itu, daripada terburu-buru mengumumkan calon, PDI Perjuangan pasti akan menunggu dan mematangkan calonnya di internal partai. Dia yakin, partai juga pasti akan memiih calon yang diusulkan di akar rumput, sehingga memudahkan kerja dalam proses pemenangan.

Sebagaimana diketahui, DPC PDI Perjuangan di Jawa Tengah telah mengusulkan agar Ketua DPD Bambang ‘Pacul’ Wuryanto yang diusung sebagai calon Gubernur Jawa Tengah.
Dukungan dari akar rumput pun terus mengalir. Meski, sampai saat ini, Bambang Pacul belum menyatakan maju, tapi suara di akar rumput terus mendorongnya agar mencalonkan diri.
“Bambang Pacul pun belum berubah dari pernyataanya sebagai seorang ksatria, tapi juga tak menampik jika diperintah, ditugasi oleh DPP. Tapi kan jelas, semua tenang, anteng. Tidak ada baliho besar-besaran. Ini kan kelihatan karakter PDIP yang mencerminkan sikap humble,” imbuhnya.

Baca juga:  Silatnas Kepala Daerah, Haris Sharing Seputar Toleransi di Kota Salatiga

Fitriyah melihat tidak ada fanatisme berlebihan di akar rumput. Hal ini menunjukan sikap humble yang menjadi karakter PDIP.

Pemilih PDIP cenderung melihat siapa yang ditunjuk partai. Menurut Fitriyah, Megawati selalu punya pertimbangannya. Bila dikaitkan dengan kasus Bibit dan Ganjar, Megawati tak selalu menjatuhkan rekomendasi pada mereka yang populer. Mungkin Megawati melihat kualitas pada diri tiap kadernya.
“Kalau populer itu kan orang kenal, apakah elektabil, populer kan belum tentu elektabil. Populer hanya orang kenal, tapi untuk memilih orang kan perlu diyakinkan. Nah ini mesin partai yang bekerja,” ungkapnya lagi.

Sebagian pemilih PDIP, menurut Fitriyah, adalah para pemilih sosiologis, artinya siapapun yang ditunjuk Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri maka dialah yang akan dipilih.

“Kategori pemilih ini bahkan persentasenya bisa 30%, selebihnya pemilih swing. Mereka akan memilih siapa saja yang mendapat rekomendasi partai, sekalipun tidak populer. Dalam hal ini populer dan elektabil adalah dua hal yang berbeda,” tutup Dr Fitriyah. (ucl/jan)

spot_img

TERKINI