25.4 C
Semarang
Selasa, 15 Juli 2025

Sragen Dilanda Kekeringan 6.279 jiwa Sulit Air 

JATENGPOS. CO. ID, SRAGEN – Sebanyak 6. 279 jiwa terkena dampak kekeringan musim kemarau di wilayah Kabupaten Sragen, Selasa (6/8). Krisis air bersih itu melanda 2.073 Kepala Keluarga (KK) di 21 dukuh dari 6 desa di tiga kecamatan.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sragen dari krisis air bersih telah melakukan droping air.

Informasi yang dihimpun menyebutkan
Keenam desa tersebut diantaranya Banyuurip dan Ngepringan Kecamatan Jenar. Kemudian Poleng Kecamatan Gesi dan Desa Ngrombo, Galeh dan Katelan Kecamatan Tangan.

Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Sragen Danang Hermawan mengatakan, tercatat hingga Senin (5/8/2024) pagi BPBD Sragen telah melakukan dropping air bersih sebanyak 81 tangki atau 371.000 liter ke wilayah kekeringan di enam desa tersebut.

“Penyaluran air bersih ini untuk 6 279 jiwa, 2.072 KK di 30 RT, 21 Dukuh tiga kecamatan,” kata Danang Hermawan.

Baca juga:  Mbak Ita Minta Semua Pihak Ikut Kawal Pelaksanaan Pemilu

Jumlah itu masih berpotensi meningkat lantaran ini baru awal musim kemarau. Sementara berbagai pihak seperti BMKG memprediksi Agustus ini baru memasuki puncak kemarau.

BPBD Sragen dalam penanganan bencana kekeringan tahun ini menyiapkan 500 tangki air bersih untuk didrop ke wilayah krisis air bersih.
“81 tangki itu baru dari BPBD semua. Karena tahun ini ada anggaran di internal BPBD itu 500 tangki yang kami siapkan. Kami saat ini belum menggandeng CSR atau bantuan stakeholder terkait, kita menghabiskan anggaran 500 tangki dulu untuk penyerapan tahun ini. Kalau anggaran kami kurang baru kita akan minta bantuan instansi terkait,” kata Danang.

Sebelumnya Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Sragen Giyanto mengatakan, dropping air bersih telah dimulai pada 15 Juli lalu di RT 10 dan RT 11 Desa Poleng Kecamatan Gesi dengan kapasitas tangki 5000 liter.

Baca juga:  Andika-Hendi Luncurkan Portal AndikaHendi.id, Kampanye Cerdas Pilgub Jateng 

Pemkab Sragen telah melakukan rapat koordinasi dengan berbagai pihak dalam upaya penanganan kekeringan, seperti DPU PR, PDAM dan juga PMI.

“Kalau gak salah tanggal 20 Juni 2023 itu sudah mulai dropping. Alhamdulillah tahun ini baru mulai 15 Juli kemarin. Memang kami berdasarkan permintaan warga melalui Lurah ke kami terus kita survei, kalau benar-benar membutuhkan akan kita drop air bersih,” ujar Giyanto.

Sementara itu sesuai SK Bupati Sragen tahun ini diprediksi kekeringan terjadi di 9 Kecamatan, 38 Desa dan 155 Dukuh. Jumlah wilayah yang diprediksi terdampak kekeringan ini meluas jika dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya 7 kecamatan.

Wilayah baru yang masuk zona merah kekeringan Desa Kalikobok Kecamatan Tanon dan Desa Krikilan Kecamatan Kalijambe. (ars/jan)


TERKINI

Rekomendasi

Lainnya