27.2 C
Semarang
Rabu, 27 Agustus 2025

Dakwah bil hal ala Paus Fransiskus

Oleh: Mufid Rahmat

JATENGPOS. CO. ID, SEMARANG- Hampir semua orang terkesima penampilan – kesederhanaan dan “dakwah bil hal” (tanda kutip) pemimpin gereja Katolik dunia, Paus Fransiskus, ke Indonesia, 3-6 September 2024.

Hampir semuanya bergembira menyambut kedatangannya di Indonesia, termasuk semua pemuka agama dan pejabat tinggi negara Indonesia. Negeri yang bertali bhineka tunggal Ika, negeri yang berpayung Pancasila, negeri yang terpatri dogma, negeri yang dihiasi toleransi dan negeri yang dirajut humanity – equality.

Paus Fransiskus adalah sebuah teks, sebuah simbol dan sebuah pribadi/person. Pemimpin katolik yang memiliki nama lahir Jorge Mario Bergagoglio mengemban dan membawakan sesuatu yang suci untuk diikuti dan diteladani bagi pengikut agamanya dan terbuka untuk yang lainnya. Kebaikan bisa dinukil dari siapa saja tanpa mengiris akidahnya.

Dalam pandangan subyektif saya, paus Fransiskus sangat bernas mengemban tugas suci. Dalam Katolik dia memiliki maqom tinggi yang sebenarnya membawa potensi kelebihan duniawi, seperti privilege yang serba “Ter”. Tapi semua dinafikannya seolah mafhum bahwa hakekatnya semua itu tidak dikehendaki mayoritas pengikutnya. Atau seolah tahu, bahwa kemewahan dan sejenisnya substansinya hanyalah persoalan perasaan dan selera yang personal.

Jika Paus Fransiskus menggunakan penerbangan komersial, Alitalia, maskapai Italia, menaiki mobil Innova zenix hybrid EV, yang harganya antara 477 juta rupiah sampai 630,6 juta rupiah dan jam tangan Casio seri MQ24 7B2, yang harganya sekitar 200 ribu rupiah bisa dikatakan sesuatu yang ajib, yang ghorib dan menohok moralitas.

Baca juga:  LPPM Undip Siap Dukung Luthfi-Yasin Wujudkan Desalinasi

Itu bukan pencitraan, bukan sok populis. Juga bukan untuk menyindir siapapun. Itu sesuatu yang genuine, karena dari sononya menolak fasilitas apartemen kepuasan yang mewah; lebih hepi di kediaman Vatikan bersama para pendeta dan umat awam. Juga tidak naik mobil paus yang mewah.

Dalam perspektif agama yang saya yakini, yang dilakukan Paus Fransiskus sejatinya dakwah bil hal. Para pemimpin agama, mereka tidak sekedar mengemban misi juru dakwah secara oral, tetapi dakwah bil hal. Yaitu dakwah yang tidak sekedar naskah, narasi, literasi, tetapi dakwah melalui teladan, praktek riil, perpaduan lisan dengan tindakan yang sepi lamis, propagandis, yang populis, humanis dan jauh dari materialis.

Para pemimpin agama sejatinya adalah agent, orang baik ( kalau tidak mau mengatakan orang suci), penerang, teladan bagi umat. Dalam perspektif agama saya, mereka sebagai “khodimul ummah” dengan manhaj “alladzina yandluruna ila ummah bi ‘ainil rohmah”. Sehingga umat mendapatkan pelayanan, keteladanan, kesejukan dan keterlindungan.

Demikian pula para pejabat. Mereka bukan “sayyidul ummah” yang dengan atas nama konstitusi mendapatkan hak protokoler, hak anggaran, hak imunitas, sehingga hidup dalam kemewahan, ketercukupan dan kekuasaan nyaris tanpa memperdulikan tangis si Dadap, si koyo, si Ijah, si cempluk dan kelompok marginal lainnya yang selalu berburu pasar murah, menyerbu takjil gratis dan mengantre daging kurban.

Baca juga:  Kedokteran Forensik Memiliki Peran Penting Dalam Upaya Penegakan Hukum

Indonesia dikenal sebagai negara yang heterogen, toleran dan religius. Setiap saat didengungkan teks teks khutbah dari mimbar mimbar agama, dijejalkan narasi kesederhanaan, penghambaan, penghormatan dan slogan slogan melangit. Digelar ritual suci nyaris di setiap jengkal bumi terhuni, terbalut tubuh tubuh dengan penutup aurat yang dekoratif.

Dalam waktu bersamaan terlihat para pemimpin agama berkendara mewah, berumah megah dan berjubah gagah. Demikian pula para pejabat tampil Borjuis dan narsis nyaris tanpa melirik badan kurus pengemis dan kaum papa yang rejekinya didapat dari mengais bau amis.

Betapa teduhnya Indonesia jika para pemimpin agama dan para pejabatnya tidak hidup glamur, hedonis, konsumeris dan bersahaja sebagai ajaran dan anjuran mereka. Betapa terhormatnya manakala mereka sebagai khodimul ummah, berlhidmah, mendampingi umat untuk mencapai kebahagiaan dan kebaikan di dunia, syukur bisa masuk surga bersama sama.

Paus Fransiskus, engkau sebuah teks dan kedatanganmu di Indonesia sebagai running teks untuk semuanya. Semoga teks tersebut dibaca dan dielaborasi sesuai kapasitas masing masing.

Sekiranya memungkinkan, sering sering datang ke Indonesia untuk menebar virus kesederhanaan dan kesahajaan serta mengikis nalar dan mental yang mengagungkan kekuasaan dan kemewahan.
Tapi, apa mungkin? (*)

*Mufid Rahmat, aktivis keagamaan, tinggal di Boyolali


TERKINI

Mess Hilgers Gabung Telstar

Rekomendasi

Lainnya