32.2 C
Semarang
Senin, 7 Juli 2025

Aparat Represif Terhadap Pagar Nusa, PB IPSI: Kita Butuh Dukungan, Bukan Kekerasan

JATENGPOS. CO. ID, SOLO – Kasus aksi represif yang dialami anggota perguruan silat Pagar Nusa Sukoharjo mendapat perhatian dari Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia (PB IPSI).

Hal tersebut disampaikan saat audiensi antara Pimpinan Pusat (PP) Pagar Nusa dan PB IPSI, di Padepokan Pencak Silat TMII, kemarin.

Pertemuan ini dihadiri oleh Ketua Umum PP Pagar Nusa, Gus Nabil Haroen, beserta jajaran pengurus, yang diterima langsung oleh Ketua Harian PB IPSI Benny G. Soemarsono, Sekjen PB IPSI Teddy Suratmadji, dan Wasekjen Arko Murjoko.

“Dalam audiensi kemarin menjadi pertemuan yang menyuarakan keprihatinan mendalam atas tindakan represif aparat terhadap anggota Pagar Nusa di Sukoharjo kemarin,” kata Gus Nabil, pada awak media Solo, Rabu (25/9/2024).

Dalam pertemuan tersebut, Gus Nabil melaporkan kejadian pada 7 September 2024 di Sukoharjo, Jawa Tengah. Pada malam itu, prosesi pembaiatan 375 anggota baru Pagar Nusa yang diselenggarakan dengan penuh kedamaian, tiba-tiba diwarnai pengerahan aparat keamanan dalam jumlah besar.

Baca juga:  Majukan Sistem Pertanian, Komisi B DPRD Jateng Susun Raperda Lebih Komprehensif

Video-video yang beredar setelah acara tersebut memperlihatkan tindakan represif yang dialami anggota Pagar Nusa, membuat Gus Nabil dan tim hukum Pagar Nusa bergerak cepat untuk mengumpulkan bukti. Menurutnya, insiden ini bukanlah insiden biasa, melainkan bentuk arogansi yang sangat mengkhawatirkan.

“Apakah tindakan represif adalah cara terbaik untuk menyelesaikan masalah? Mengapa pendekatan yang lebih bijak seperti pembinaan tidak diutamakan?” Kata Gus Nabil.

Kata Gus Nabil, Ketua Harian PB IPSI, Benny G. Soemarsono, dalam tanggapannya menyatakan kesedihannya atas tindakan represif ini. Ini adalah tindakan yang seharusnya tidak terjadi, terutama terhadap organisasi yang telah menjaga marwah pencak silat sebagai warisan budaya bangsa.

Benny menambahkan, bahwa PB IPSI terus berupaya keras mempromosikan pencak silat di tingkat internasional, agar pencak silat dapat diakui tidak hanya sebagai warisan budaya tak benda oleh UNESCO, tetapi juga sebagai cabang olahraga yang dapat berprestasi di panggung global.

Baca juga:  WAGA The Presidenn, Lengkapi Kulinari Berkelas Semarang

“Kami di PB IPSI menghimbau seluruh perguruan untuk bersama-sama mempromosikan pencak silat secara positif dan elegan. Ini adalah tanggung jawab kita bersama untuk menjaga pencak silat sebagai kebanggaan bangsa,” imbuh Benny.

Ia juga mengajak aparat untuk membantu perjuangan pencak silat agar berkembang dalam suasana damai, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

Disebutkan, Teddy Suratmadji, Sekjen PB IPSI sekaligus Sekjen Persilat, menegaskan bahwa kejadian ini sangat bertentangan dengan tujuan besar yang sedang diperjuangkan Persilat, yakni menjadikan pencak silat sebagai cabang olahraga resmi di Olimpiade.

“Tindakan seperti ini justru merusak citra pencak silat, tidak hanya di dalam negeri tetapi juga di panggung internasional. Pencak silat adalah warisan budaya Indonesia yang kita bawa untuk mendapatkan pengakuan dunia. Aparat seharusnya mengayomi, bukan represif,” tegasnya.(Dea/jan)

TERKINI

Rekomendasi

Lainnya

BCA Gelar Pelatihan UMKM

SDN Tandang 01 Titipkan Donasi Semeru ke...

Pantau Kesiapan Nataru, Mbak Ita: BBM dan...