spot_img
32.6 C
Semarang
Minggu, 29 Juni 2025
spot_img

Mengenal Tradisi Sedekah Bumi di Blora Jawa Tengah 

JATENGPOS. CO. ID, BLORA – Bagi masyarakat Jawa tradisi tahunan semacam sedekah bumi bukan hanya merupakan sebagai rutinitas atau ritual yang sifatnya tahunan belakang.

Akan tetapi tradisi sedekah bumi mempunyai makna yang lebih dari itu. Upacara tradisional sedekah bumi itu sudah menjadi salah satu bagian dari masyarakat Jawa yang tidak akan mampu dipisahkan dari adat Jawa.

Sedekah bumi adalah suatu adat yang melambangakan rasa syukur manusia terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rezeki berupa kejayaan dan kemakmuran melalui bumi berupa segala bentuk hasil bumi.

Hajatan yang dihelat dalam suasana sedekah bumi setiap tahun itu dilakukan warga Desa Selogender Kabupaten Blora. Dengan cara berkumpul membawa makanan tradisional dan nasi disertai aneka bumbu atau lauk di komplek sendang atau sumur tua yang sudah ada sejak nenek moyang kita dahulu.

Sendang atau sumur tua, berdasarkan cerita warga adalah peninggalan leluhur yang telah berjasa membuat sumur gowok di bawah pohon. Sehingga sumber airnya bisa mencukupi untuk kebutuhan warga setempat. Apalagi pada saat kemarau sendang atau sumur tua yang berada di bawah pohon rindang adalah salah satu tempat penyimpanan air yang tidak bisa habis, meskipun sumur milik warga sudah tidak ada lagi sumber mata airnya.

Baca juga:  Lemhanas Bekali Generasi Muda Jateng Menuju Indonesia Emas
Warga mengadakan sedekah bumi. Foto:ist/jatengpos

Sehari menjelang hajatan sedekah bumi di sendang atau sumur tua, warga daerah Selogender sibuk menyiapkan bahan hingga memasak makanan tradisional serta aneka kuliner lainnya. Untuk menyambut acara sedekah bumi yang diacarakan setahun sekali guna untuk mengirim doa dan syukur atas Rahmat Tuhan Yang Maha Esa.

Makanan tradisional yang dibuat antara lain pasung, dumbek, bogis dan jadah, tape yang dibuat dari bahan beras ketan dibungkus daun ploso. Sedangkan buahnya adalah pisang.

Ada juga makanan untuk pendamping nasi biasanya seperti urap-urapan, kering tempe, mie, ayam, telor, krupuk, botok, dan serundeng.

Hajatan dilakukan dengan dipimpin oleh pemuka agama (modin) Desa Selogender untuk berdoa memohon keselamatan dan bersyukur atas limpahan rejeki serta hasil bumi bagi warga setempat. Di sendang, lalu modin menggelar tahlil dan doa yang diikuti oleh semua warga yang datang.

Tidak hanya itu, warga setempat juga mengundang sanak famili dan kerabat serta teman kerja untuk datang menikmati makan bersama di rumah mereka masing-masing.

Baca juga:  Satpol PP Kembali Perintahkan Pemilik Lapak Bongkar Bangunan Di Jalan Usman Janatin

Dan biasanya selain di Desa Selogender yaitu di Desa Kepoh saat acara sedekah bumi mereka memeriahkan dengan mengundang seniman yaitu seperti barongan, ketoprak, karawitan dll.

Selain itu, di Desa Kepoh juga ketika sedekah bumi warga berbondong-bondong ke sendang atau sumur tua untuk kenduritan dengan didampingi moden untuk membacakan doa dan puji syukur. Ketika kenduritan di sendang atau sumur tua mereka juga mengundang barongan,ketoprak, atau karawitan. Diminta bantuan untuk mendampingi diacara kenduritan di sedang agar acara tersebut berjalan dengan lancar.

Acara tersebut adalah bentuk tradisi di wilayah Blora yaitu diacarakan satu tahun sekali. Dan acara tersebut sudah dilaksanakan pada nenek moyang mereka pada zaman dahulu. Untuk mengirim doa dan rasa syukur karena telah diberikan kejayaan, Kesehatan, keselamatan, dan kemakmuran kepada Tuhan Yang Maha Esa. (*)

Dilaporkan oleh Anggota Kelompok :

Febbyana Vela Hanvica Putri (24120475)

Sandira Merlin Prasiska (24120512)

Faridatul Ulfah (24120471)

Wina Abidah (24120482)

Annisa Zakiya Lathifah (24120510)

Nabila Pradika (24120494)

Nabela Rifti F (24120495)

Naurah Badi Salsabila (24120481)

M fajrul taufiqi (24120468. (*/jan)

 

 

 

spot_img

TERKINI