29 C
Semarang
Rabu, 15 Oktober 2025

Para Pengecer di Sragen Tolak Jadi Agen LPG 3 Kg

‍JATENGPOS. CO. ID, SRAGEN – Sejumlah pengecer gas elpiji 3 kilogram di Kabupaten Sragen keberatan bila harus naik kelas jadi pangkalan. Pengecer merasa proses perizinan yang menelan biaya jutaan rupiah akan memberatkan.

Para pengecer rata-rata hanya toko kelontong kecil dengan kepemilikan 20 tabung. Sedangkan syarat untuk menjadi pangkalan harus memiliki setidaknya 100 tabung.

Salah satu pengecer Desa Krikilan, Kecamatan Gemolong, Sragen, Muhtarul (35) ditemui wartawan, Selasa (4/2/2025) mengaku sudah berjualan elpiji 3 kg secara eceran selama lima tahun terakhir. Selama ini dia memiliki 20 tabung yang digunakan untuk kulakan elpiji 3 kg. Sedangkan stok elpiji dibeli dari pangkalan yang dekat dengan rumahnya.

Namun dirinya juga sempat kulakan ke pangkalan lain karena terlambat kirim tabung kosong. “Setiap Senin dikirim 20 tabung untuk melayani kebutuhan konsumen rumah tangga yang dekat rumah. Kalau harus mengurus jadi pangkalan, saya keberatan,” ujarnya.

Baca juga:  Bagi Kisah Inspiratif UMKM Difabel Berbasis Digital

Muhtarul mengaku kulakan elpiji 3 kg dari pangkalan senilai Rp18.000 per tabung dan menjualnya dengan harga Rp20.000 per tabung. Dia menyampaikan dalam sepekan 20 tabung harus habis. Selain warga di lingkungan sekitar, dia juga memakai sendiri gas melon untuk memasak.

Seorang pengecer elpiji 3 kg lainnya di Kampung Sumengko, Kelurahan Sragen Tengah, Sragen, Rahayu (60) juga enggan menjadi pangkalan karena usianya sudah lanjut dan tidak ada tenaga untuk mengurusnya. Dia menyampaikan daripada nanti banyak pikiran, lebih baik jualan elpiji 3 kg seadanya.

Dia mengaku biasanya mendapat kiriman sesuai dengan jumlah tabung yang dimiliki, yaitu sebanyak 20 tabung. Namun, belakangan Rahayu hanya mendapatkan jatah elpiji seadanya karena pengirimannya tidak mesti. Sekarang sekali kirim, ujar dia, kadang lima tabung dan kadang 10 tabung. “Alasannya dibagi rata dengan pengecer lainnya. Saya sendiri juga pengguna elpiji 3 kg untuk jualan nasi tumpang setiap pagi. Kalau ambil pangkalan biasanya Rp18.000/tabung kemudian dijual kembali dengan harga Rp20.000/tabung,” jelasnya. (ars/jan)


TERKINI


Rekomendasi

...