JATENGPOS. CO. ID, WONOGIRI – Warga terdampak rencana pabrik Semen di Pracimantoro Wonogiri, menolak proyek yang akan dibangun PT. Anugerah Andalan Asia (PT.AAA).
Mereka khawatir, investasi pabrik seluas 123.315 hektar itu akan mengancam lahan milik puluhan petani Desa Watangrejo, Suci, dan Sambiroto. Juga dikhawatirkan mengancam kawasan Karst Gunungsewu yang telah ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark sejak 2015. Kawasan ini terbentang di tiga provinsi dan berperan penting sebagai penampung air alami.
Dalam release yang dikirim ke Jateng Pos.Co.id, Suryanto Permen, Koordinator Paguyupan Tali Jiwo Pracimantoro mengatakan, puluhan petani yang bergabung di Paguyuban Tali Jiwo telah menyampaikan penolakan ke PT Anugerah Andalan Asia. Warga takut kena dampak pendirian pabrik semen di desanya.
“Namun kami tidak bermaksud membuat perlawanan yang menganggu stabilitas keamanan wilayah,”katanya.
“Sebaliknya, kami bermaksud membuat perlawanan dengan cara yang baik, aspiratif, dan prosedural. Kami akan selau berusaha menjaga kondusifitas lingkungan dan wilayah,”ucap Suryanto Permen.
Sebagaimana diketahui, PT Anugerah Andalan Asia akan membangun pabrik semen di daerah Kecamatan Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri, dengan total investasi senilai Rp. 6 triliun. Diprediksi, pabrik ini bakal menyerap tenaga kerja hingga mencapai 2.400 orang.
Lokasi pabrik semen berada di lahan pertanian seluas 123,3 hektar. Diantaranya berada di Desa Watangrejo, Desa Suci, Desa Gambirmanis, Desa Joho, dan Desa Patursari Kecamatan Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah.
Setelah berkunjung ke Ruang Kerja Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi, kepada pers, Direktur PT Anugerah Andalan Asia, Suwadi Bing Andi mengaku baru sampai ke tahap penyelesaian pembebasan lahan. Perizinan juga masih tahap proses. Harapannya tahun depan memulai menginjak ke tahap penataan konstruksi.
Suwadi mengaku komitmen mendirikan pabrik semen tersebut untuk menyejahterakan masyarakat. Sebagai contoh, kebutuhan catering bakal diserahkan pada ibu-ibu PKK setempat. Demikian halnya dengan pemenuhan pakaian seragam untuk karyawan.
“Perusahaan ini siap menyerap tenaga konstruksi sebanyak 1.200-an orang, sedang tenaga operasional bisa mencapai 1.200 orang,”tandasnya.
Perjalanan Suwadi dalam mendirikan pabrik semen di Pracimantoro, bukan tidak menemui batu sandungan. Penolakan dari warga terus menguat. Dengan alasan pabrik seluas 123.315 hektar itu mengancam lahan milik petani Desa Watangrejo, Suci, dan Sambiroto.(*/has/jan)