spot_img
31 C
Semarang
Kamis, 26 Juni 2025
spot_img

Wagub Jateng Bawa Misi Besar ke Pesantren

JATENGPOS. CO. ID, SEMARANG – Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin menegaskan upaya pencegahan stunting harus dimulai sejak remaja, bukan saat hamil atau setelah anak lahir.

Hal itu ia sampaikan dalam Workshop Pencegahan Anemia pada Remaja Putri di Pondok Pesantren, yang digelar di Aula Pondok Pesantren Al Itqon Mbugen, Tlogosari Wetan, Semarang, Sabtu, 3 Mei 2025.

“Ada yang perlu diperhatikan tentang anemia, karena memang kebanyakan terjadinya di usia remaja, jadi banyak hal yang perlu dicegah. Maka perlu disosialisasikan ke adik-adik remaja santri,” kata Taj Yasin dalam sambutannya.

Ia menjelaskan, kondisi anemia jadi salah satu faktor yang menyebabkan stunting pada keturunannya.

“Kalau nggak mau, ya harus diupayakan,” lanjutnya.

Upaya dini pada remaja adalah dengan mengkonsumsi tablet tambah darah (TTD). Taj Yasin pun telah meminta Dinas Kesehatan Jateng mengirimkan 400 tablet tambah darah (TTT) bagi santriwati di Al Itqon.

“Ini untuk jangka panjang, untuk anak-anak Indonesia ke depan tidak ada yang stunting, sehat semua,” ujarnya.

Workshop ini merupakan bagian dari program serial yang direncanakan akan digelar di seluruh pondok pesantren di Jawa Tengah, dengan sasaran utama santri putri. Pondok Pesantren Al Itqon menjadi lokasi inisiasi sekaligus tempat peluncuran (kick-off) program tersebut.

“Atas nama pemerintah, kami ucapkan terima kasih kepada PWNU dan Ponpes Al Itqon yang telah menyelenggarakan pendidikan kesehatan, khususnya terkait anemia ini,” ujar Taj Yasin.

Berdasarkan laporan panitia, sebanyak 54 persen santriwati mengalami anemia, dan 1,8 persen di antaranya pernah masuk rumah sakit untuk menjalani transfusi darah.

Layanan Kesehatan NU dan Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) menjadi penggerak utama kegiatan ini. Pemerintah provinsi maupun kota, mensupport.

“Mohon dukungan dan supportnya. Di tiap ponpes nantinya akan ada detektor dini untuk anemia,” ujar Ketua Layanan Kesehatan NU, Aris Sunandar.

Diharapkan, deteksi dini bisa dilakukan secara berkesinambungan melalui sistem peer group di masing-masing pesantren. Dari skrining awal, jika ditemukan gejala anemia, para santriwati akan dirujuk untuk pemeriksaan HB lebih lanjut.

Acara ini turut dihadiri Rais Syuriah PWNU Jawa Tengah sekaligus pengasuh Ponpes Mbugen, KH Ubaidullah Shodaqoh, Ketua dan jajaran pengurus PWNU Jawa Tengah, perwakilan dari Pemkot Semarang, serta Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU). (*/jan)

spot_img

TERKINI