29 C
Semarang
Minggu, 19 Oktober 2025

Penulisan Tentang Semarang Harus Lebih Ditingkatkan

JATENGPOS. CO. ID, SEMARANG- Penulisan karya sastra maupun nonsastra tentang Kota Semarang harus lebih ditingkatkan. Selama ini buku-buku tentang Semarang bukannya tidak ada, namun masih belum memuaskan.

Demikian benang merah yang dapat ditarik dari Bincang Literasi 2025 di Oud En Nieuw (OEN), Jalan Mpu Tantular, Semarang, Sabtu, 18 Oktober 2025.

Bertindak sebagai narasumber dalam kegiatan itu Pendiri Sangkar Wiku Book Club Samuel Wattimena, jurnalis senior Kristin Samah, Ketua Umum Satupena Jawa Tengah Gunoto Saparie, dan Ketua Komunitas Diajeng Semarang Maya Dewi. Sebagai moderator Linda Mutiara Lumban Tobing.

Pada kesempatan tersebut Sekretaris Umum Satupena Jawa Tengah Mohammad Agung Ridlo menyerahkan dua buku terbitan Satupena Jawa Tengah kepada Wattimena dan Kristin Samah. Sebelum itu ada pembacaan puisi tentang Semarang dengan bahasa Jawa dialek Semarangan yang dilakukan oleh Ketua Bengkel Sastra Taman Maluku Sulis Bambang.
Wattimena mengingatkan buku-buku tentang Semarang masih belum menunjukkan narasi yang memikat. Daya tariknya masih kurang kuat.

Baca juga:  Pilkada Sragen Adem Ayem,  Fordeb Desak Para Ketua Parpol Mundur Saja

Wattimena mencatat ada 17 buku yang membahas tentang Kota Semarang. Ada yang berupa sejarah sosial politik dan ekonomi, memoar, jalasutra, arkeologi, arsitektur, heritage, lingkungan, dan sketsa maupun informasi visual.

“Saya sangat berterima kasih kalau ada masukan dan saran mengenai adanya buku-buku tentang Semarang di luar buku-buku tersebut,” ujarnya.

Gunoto Saparie menunjukkan, ada buku terbitan Satupena yang berbicara tentang tokoh-tokoh yang memiliki andil bagi Semarang. Buku tersebut merupakan antologi esai yang berjudul “Mereka yang Berjuang untuk Semarang”.
Selain itu, demikian Gunoto, ada buku berjudul “Bencana dari Berbagai Perspektif”. Buku ini merupakan antologi esai tentang tata ruang kota, terutama Kota Semarang.

“Satupena masih akan meneruskan penulisan buku tentang tokoh-tokoh Semarang. Kemarin baru jilid pertama, harus dilanjutkan dengan jilid kedua,” ujarnya.

Baca juga:  Kejari Salatiga Tahan Mantan Lurah dan Ketua RT Penjual Tanah Bengkok

Maya Dewi menunjukkan salah satu karya cerpennya berjudul “Kupu-Kupu Taman Bergota” yang berbicara tentang salah satu sudut Kota Semarang. Cerpen ini mendapat pujian dari Wakil Bendahara Satupena Jawa Tengah Sutji Harijanti sebagai karya sastra yang informatif sekaligus menghibur.

Kristin Samah mengingatkan pentingnya para penulis Semarang menemukan identitas kota melalui tulisan-tulisannya. Semarang memiliki banyak potensi dan bahan tulisan, baik mengenai sejarah, kuliner, kultural, dan warna lokalnya. (*/has/jan)


TERKINI


Rekomendasi

...