JATENGPOS. CO. ID, SEMARANG – Empat daerah di Jawa Tengah akan menjadi percontohan untuk program Barisan Andalan Kesetiakawanan Pengentasan Kemiskinan (Bakti Taskin). Keempat daerah itu yakni Kabupaten Kendal, Sragen, Banjarnegara, dan satunya antara Banyumas atau Cilacap.
Program percepatan pengentasan kemiskinan tersebut dikenalkan melalui metode budidaya padi T1P4K (Tanam 1 Kali Panen 4 Kali).
Hal itu disampaikan Wakil Ketua Umum Bakti Taskin, Diyan Anggraini, saat melakukan kunjungan ke Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi, Kota Semarang, Selasa, 21 Oktober 2025.
Diyan mengatakan, metode budidaya padi T1P4K merupakan inovasi dari Bakti Taskin. Inovasi tersebut sudah dipraktikan di Jawa Barat selama lima tahun dengan hasil yang memuaskan.
Terbaru, sudah ada kerja sama dengan Kementerian Pertanian untuk memperluas program tersebut di daerah lain.
“Jadi dengan sekali tanam bisa panen sebanyak empat kali. Ini dapat mempersingkat masa panen,” ujarnya saat berdialog dengan Gubernur Ahmad Luthfi.
Selain program T1P4K, Bakti Taskin juga mengenalkan program koperasi multipihak. Koperasi tersebut memberikan keuntungan kepada petani karena antara petani, penggilingan, sampai pembeli berada pada satu rantai atau lembaga.
“Pelembagaan ini sebagai satu kesatuan ekosistem close loop, jadi visinya nyambung antara petani dan penggilingan untuk meningkatkan value dari padi itu sendiri,” jelasnya.
Gubernur Ahmad Luthfi menyambut baik upaya Bakti Taskin untuk menjalin kerja sama dengan Pemprov Jateng dalam percepatan pengentasan kemiskinan.
Ia menjelaskan, pengentasan kemiskinan harus dilakukan secara bersama. Bakti Taskin diminta dapat memanfaatkan kecamatan berdaya yang di dalamnya ada dari seluruh elemen masyarakat.
“Provinsi Jawa Tengah membuka lebar peluang untuk kerja sama. Nanti teknisnya bisa dibahas dengan Asisten Ekonomi dan Pembangunan serta Kepala Dinas Pertanian,” katanya.
Asisten Ekonomi dan Pembangunan Provinsi Jawa Tengah, Sujarwanto Dwiatmoko menjelaskan, program Bakti Taskin adalah penerapan ekonomi yang kekuatannya dari rakyat, dalam hal ini petani.
“Konsentrasinya tadi adalah padi. Di mana mereka akan mengembangkan suatu koperasi yang melibatkan masyarakat untuk memproduksi padi berkualitas. Programnya adalah sekali tanam bisa empat kali panen,” kata Sujarwanto.
Berdasarkan penjelasan dari Bakti Taskin, empat kali panen tersebut bisa lebih cepat circle-nya karena tidak melalui benih yang disemai, tetapi biji gabah langsung ditanam. Setidaknya dengan metode itu dapat mempercepat 12-18 hari kerja tanam.
“Dengan cara itu, harapannya program kita yang agriculture estate kemudian petani milenial gajian bisa mewujud dari tataran praktik. Jangka pendek ini akan segera dimulai,” ungkapnya. (jan)