JATENGPOS. CO. ID, SEMARANG – Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Jawa Tengah sampai 2025 mencapai Rp 361,36 triliun dengan 10,31 juta debitur. Sepanjang 2025 dari Januari hingga 9 Oktober, setidaknya 667.067 debitur telah melakukan akad dengan nilai mencapai sekitar Rp 34,73 triliun.
Hal itu disampaikan Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, saat acara Akad Massal KUR bagi 800.000 pelaku UMKM se-Indonesia yang dipusatkan di Surabaya, Jawa Timur, Selasa, 21 Oktober 2025.
Ahmad Luthfi didampingi Sekda Jateng Sumarno, Dirut Bank Jateng Irianto Harko Saputro, bersama 800 an debitur mengikuti secara daring di Gradhika Bhakti Praja, kompleks Gubernuran, Kota Semarang.
“Hari ini kita melakukan akad KUR yang secara nasional dipusatkan di Jawa Timur. Hampir seribu UMKM kita datang ke sini (Gradhika Bhakti Praja),” kata Ahmad Luthfi usai acara.
KUR merupakan kebijakan pemerintah agar bank memberikan keringanan kepada masyarakat, khususnya pelaku UMKM. Setidaknya ada 20 bank di Jateng yang menyalurkan KUR kepada UMKM, salah satunya adalah Bank Jateng.
“Dengan biaya bunga yang rendah, kemudian bank-bank ikut menggerakkan ekonomi di basis mikro, yaitu usaha mikro, kecil, dan menengah,” katanya.
Menurut Ahmad Luthfi, UMKM merupakan salah satu tulang punggung ekonomi di wilayah Jawa Tengah. Total ada sekitar 4,2 juta UMKM yang tersebar di 35 kabupaten/kota.
Sebagai tulang punggung ekonomi, sudah seharusnya mendapat dukungan permodalan dari bank, bimbingan dan pendampingan dari dinas terkait harus dilakukan.
“Sehingga mereka berkembang dan secara tidak langsung akan menumbuhkembangkan ekonomi baru di wilayah kita. Di satu sisi UMKM juga bisa menciptakan lapangan pekerjaan untuk diri sendiri maupun orang lain. Itu adalah nafas UMKM di wilayah kita,” kata Ahmad Luthfi.
Dijelaskan, jenis dan skema KUR yang diberikan kepada pelaku UMKM tersebut terdiri dari KUR Supermikro dengan plafon maksimal Rp 20 juta untuk usaha ultra mikro/pemula.
Adapun KUR Mikro dengan plafon lebih dari Rp 10 juta – Rp 100 juta bagi usaha kecil yang ingin berkembang. KUR Kecil dengan plafon lebih dari Rp100 juta – Rp500 juta untuk usaha yang sudah tumbuh.
Sementara KUR Pekerja Migran bagi calon pekerja migran sebagai modal kerja/pelatihan. Sedangkan KUR Khusus untuk kelompok usaha klaster sektor produktif seperti pertanian, perikanan, peternakan, UMKM dengan plafon hingga Rp 500 juta per anggota.
Direktur Bank Jateng, Irianto Harko Saputro, mengatakan, sampai 18 Oktober 2025, Bank Jateng telah menyalurkan KUR sebesar Rp 4,438 triliun atau 64% dari total alokasi Rp 7 triliun. Selain itu juga telah menyalurkan KUR kepada 83.913 debitur senilai total Rp 10,327 triliun dengan non-performing loan (NPL) sebesar 1%.
“Penyaluran KUR di Bank Jateng untuk sektor produksi sebesar 32%. Dalam acara hari ini, Bank Jateng menghadirkan 800 debitur yang berasal dari seluruh Jawa Tengah, terdiri dari 555 debitur KUR Kecil, 230 debitur KUR Mikro, dan 15 debitur KUR Super Mikro dengan total plafon kredit sebesar Rp 139,419 miliar. Sekitar Rp 189 miliar merupakan KUR konvensional dan Rp 38,530 miliar adalah KUR syariah,” kata Irianto. (jan)