JATENGPOS.CO.ID, WAJO – Menteri Pertanian RI, Andi Amran Sulaiman berkunjung ke Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan (Sulsel) dalam rangka optimasi lahan rawa lebak menuju Indonesia lumbung pangan dunia 2045. Kegiatannya dipusatkan di Saoraja La Tenri Bali, Kelurahan Atakkae, Kecamatan Tempe, dihadiri 15 ribu petani dari Wajo, Pinrang, Soppeng, dan Sidrap.
Pada kesempatan ini, Mentan Amran menjabarkan program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (Serasi) dan Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera (Bekerja). Dia juga memberikan sejumlah bantuan untuk para Petani.
Pada tahun 2019, Serasi diimplementasikan di Sumatera Selatan dan Kalimantan
Selatan, masing-masing seluas 250 ribu hektare. Lahan Rawa tersebar di 18 propinsi- 300 kabupaten, termasuk di Kabupaten Wajo.
“Dalam mewujudkan Indonesia menjadi lumbuung pangan dunia 2045, salah satu potensi besar yang dapat dikembangkan yakni lahan rawa lebak dan pasang surut. Lahan rawa harus Kita manfaatkan. Kita bangunkan raksasa tidur,” ujar Mentan Amran, Rabu (6/3).
Sementara, Program Bekerja adalah program direktif Kementerian Pertanian dalam rangka peningkatan produksi secara terintegrasi berbasis pertanian. Sasaran Bekerja adalah rumah tangga miskin (RTM). Tercatat terdapat 400 ribu RTM yang tersebar di 23 propinsi, 150 kabupaten.
“Untuk program Bekerja, distribusi bantuan berupa 20 juta ekor ayam/itik lokal, 1.000
ekor kambing/domba, serta budidaya tanaman hortikultura dan perkebunan yang
dirancang berbasis kawasan,” jelasnya.
Untuk Sulsel, program Bekerja menyasar 10 kabupaten, sebanyak 33.366 RTM. Bantuan yang diberikan sebanyak 1.668.300 ekor ayam lokal.
Mentan Amran mengungkapkan, total bantuan untuk Sulsel pada tahun anggaran 2019 senilai Rp 640 miliar. Tahap I di
Wajo dan sekitarnya Rp 157 miliar. Dengan rincian bantuan untuk Wajo Rp 32.601.700.000, Sidrap Rp 10.795.090.000, Bone Rp 19.880.390.000, Soppeng Rp 10.148.000.000, dan Pinrang Rp 15.300.250.000.
“Bantuan Program serasi senilai Rp 68 miliar juga diberikan ke lima kabupaten, Wajo, Sidrap, Bone, Soppeng, dan Pinrang,” tambahnya.
Sementara, bantuan alat mesin pertanian (Alsintan) yang diberikan berupa Ekskavator, Traktor Roda Dua, Traktor Roda Empat, Pompa Air, Combine Harvester Besar, Power Thresher, Power Thresher Multiguna, Corn Sheller, Dan Corn Combine Harvester.
Selain itu, bantuan benih juga diberikan berupa Benih Padi Taro, Cabai, Bawang Merah, Bawang Putih, dan Kelapa. Bantuan ternak yang diberikan berupa Ayam dan Kambing.
“Bantuan ternak dialokasikan sebagai bagian dari program Petani Milenial dan Bekerja. Kementan juga memberikan paket bantuan KRPL (Kawasan Pangan Rumah Lestari) dan Pengembangan Usaha Pangan Masyarakat (PUPM),” pungkasnya.
Di tempat yang sama, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Sarwo Edhy mengatakan, lahan rawa lebak yang dikelola secara tepat dapat menjadi salah satu sumber daya yang berpotensi besar meningkatkan produksi pangan dan pendapatan petani.
“Dari total 25 juta hektar luas lahan rawa lebak di Indonesia, baru sebagian kecil yang dimanfaatkan secara intensif untuk pertanian. Salah satunya di Wajo ini,” ujar Sarwo Edhy.
Sarwo Edhy menambahkan, dengan bantuan ekskavator dan pompa air gratis, lahan tersebut bisa menjadi lahan produktif, bahkan indeks pertanamannya bisa mencapai tiga kali dalam setahun.
“Pola usaha tani yang dilakukan di rawa lebak tidak hanya produksi padi sawah, tetapi juga semakin menguntungkan dengan memelihara ikan dan beternak itik,” ujar Sarwo Edhy.
Dari usaha tani ternak itik dan pemeliharaan ikan saja misalnya, petani mampu mengantongi keuntungan antara Rp 2 juta hingga Rp 6 juta setiap bulannya.
“Itik yang diternak biasanya jenis alabio yang merupakan itik lokal dengan keunggulan sebagai itik petelur,” sebutnya.(rif)