JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG — Kepedulian lingkungan diwujudkan siswa SMPN 23 Semarang, Kecamatan Mijen, dengan program amal jariyah sampah. Setiap hari Jumat, siswa, guru dan karyawan membawa barang bekas atau sampah yang masih bisa didayagunakan dan dijual.
“Sampah yang tidak dapat dimanfaatkan kembali kemudian dijual dan dananya dimanfaatkan untuk kegiatan yang berkaitan dengan lingkungan. Siswa, guru, dan staf membawa sampah dari rumah lalu dikumpulkan di sekolah,” kata Nining Sulistyaningsih, Kepala SMPN 23 Semarang.
Selanjutnya, anggota ekstrakurikuler KPPA (Kelompok Pelajar Pecinta Alam) memilih dan memilah sampah yang masih bisa dimanfaatkan atau didaur ulang. Program ini rupanya efektif berjalan sejak aktif digalakkan Agustus lalu. Tiap pengumpulan sampah bisa menghasilkan penjualan rata-rata Rp200 ribu tiap Jumat.
“Dana tersebut sebagian sudah dimanfaatkan untuk membantu membuat taman tegak (vertikal garden) bekerja sama dengan masyarakat di sekitar sekolah dan mahasiswa dari Unnes. Atau untuk membeli bahan baku saat siswa membuat prakariya kerajinan seperti membuat pot dari botol bekas dan butuh dicat maka catnya beli dari dana tersebut. Membuat keset kawatnya beli bahan yang lain dari kain perca,” katanya.
Tak hanya itu, beberapa hasil karya dari pilah sampah menghasilkan produk karya siswa seperti botol air mineral untuk pot gantung, keset, taplak meja dari sedotan air mineral, tas dari koran dan lain-lain. “Rencananya hasil karya siswa tersebut akan dipamerkan dan dijual ketika kegiatan bazar yang diadakan sekolah saat pengambilan rapor,” katanya.
“Kami menamakan amal jariyah karena anak-anak beramal. Artinya dana tidak kembali ke siswa yang membawa sampah. Kalau bank sampah konotasinya menabung dan nantinya mereka akan mendapat hasilnya. Lha di SMP 23 hasilnya untuk kegiatan bersama,” pungkasnya. (aam/sar)