JATENGPOS.CO.ID, SALATIGA – Mini market Nurismart milik Yayasan Pendidikan Islam Sabilul Khoirot di Jalan. Raya Salatiga – Solo KM 8, Butuh, RT 20 RW 11, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang memboikot produk-produk yang berafiliasi dengan Israel dengan cara tidak menjualnya. Hal ini dilakukan sebagai bentuk rasa solidaritas kemanusiaan terhadap bangsa Palestina.
Aksi boikot sejumlah produk yang berafiliasi dengan Israel ini .juga mengacu kepada fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Fatwa Nomor 83 Tahun 2023 tentang Hukum Dukungan terhadap Palestina.
Dari pantauan wartawan di lokasi, terlihat beberapa rak produk telah diberi tanda dengan tulisan ‘BARANG INI TIDAK DIJUAL, Sesuai dengan Fatwa MUI’ serta dengan menambahkan beberapa merk tertentu untuk memperjelas produk mana yang tidak dijual.
Muhammad Jauhari Mahmud, direktur ekonomi pesantren Nuris menjelaskan langkah ini diambil karena menjalankan apa yang difatwakan MUI terkait dengan kondisi di Palestina.” Tidak menjual barang barang yang disinyalir sebagai sumber pembiayaan perang Palestina, namun karena di toko masih ada beberapa barang, kasir menghimbau kepada konsumen untuk membeli produk lain,” kataJauhari.
Dikatakan Jauhari, aksi boikot produk-produk yang berafiliasi dengan Israel dilakukan sampai batas yang belum ditentukan.” Kami belum tahu sampai kapan, sembari menunggu perkembangan diluar. Kemarin banyak santri dan juga orang tua yang menanyakan apakah Nurismart masih menjual produk pro israel atau tidak, karena diluaran masih banyak produk ditemukan,” katanya.
Kini, konsumen dan pelanggan Nurismart sendiri sudah paham dengan adanya himbauan tersebut.
Bahkan ada warga yang memiliki toko di Kecamatan Suruh datang untuk bertanya dan meniru penerapan himbauan tersebut.
Sementara itu agar pembeli tidak kecewa, toko menyediakan merk pembanding agar jika merk tersebut habis bisa digantikan dengan merk yang lainnya. Pelanggan juga bisa memilih produk dengan merk apa yang dikehendaki.
Setelah adanya boikot itu, kata Jauhari, belum ada penurunan dari penjualan. Namun jika ada penurunan penjualan pihaknya tetap memahami atas resiko yang diambil tersebut.
“Kami juga siap dengan konsekuensi itu. Kita juga sudah sampaikan ke tim Nurismart untuk memperbanyak pemesanan produk lain,” imbuh Jauhari.
Dikatakannya, konflik yang terjadi di Palestina bukanlah soal agama. Namun sebagai bentuk penjajahan dan pembantaian massal atau genosida. Sehingga sebagai warga Indonesia langkah boikot ini sebagai cara yang nyata untuk membantu melemahkan Israel.
Sementara itu, salah seorang pembeli Anisa mengaku setuju dengan apa yang dilakukan oleh mini market Nurismart. Hal itu sebagai langkah untuk mendukung kemerdekaan Palestina yang sedang berperang melawan Israel. “ Saya setuju, ini bagian dari dukungan terhadap suadara-saudara kita di Palestina,” katanya. (deb)