JATENGPOS.CO.ID, BOYOLALI – Penyekatan arus balik pemudik di Kabupaten Boyolali diperpanjang hingga pekan depan, Senin (31/5/2021). Menyikapi kebijakan tersebut, Satuan Polisi Lalu Lintas (Satlantas) Kepolisian Resort (Polres) Boyolali menggelar kegiatan rutin yang ditingkatkan (KRYD) atau kegiatan kepolisian yang ditingkatkan (KKYD) mulai Senin (24/5/2021) sore di Rest Area Tol Bale Nglaras Km 487 B Boyolali.
Kapolres Boyolali melalui Kasatlantas Polres Boyolali AKP Yuli Anggraheni menjelaskan, kegiatan penyekatan ini masih dilaksanakan seperti sebelumnya, yaitu pengecekan surat keterangan bebas Covid-19 bagi pengunjung rest area yang akan melaksanakan arus balik. Jika pengunjung tidak dapat menunjukkan surat keterangan tersebut, maka akan dilakukan tes swab antigen secara gratis.
“Pada hari kedua sudah ada 59 pengunjung rest area yang kita laksanakan swab antigen secara gratis, hasilnya negatif,” jelas Yuli.
Disinggung mengenai perpanjangan kegiatan penyekatan tersebut, Yuli mengatakan bahwa kebijakan itu merupakan instruksi dari Markas Besar (Mabes) Polri.
“Karena masih banyaknya arus balik yang melintas di Provinsi Jawa Tengah,” ujar Yuli.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Boyolali Ratri S. Survivalina menjelaskan bahwa perkembangan kasus aktif di Kabupaten Boyolali pada pekan ini mengalami penurunan dari angka 3,6 persen menjadi 1,9 persen. Selain penegakan kebijakan pemerintah pusat, Lina mengatakan, kegiatan PPKM Mikro di Kabupaten Boyolali tetap digiatkan untuk mencegah penularan Covid-19 hingga ke tingkat RT, terlebih saat menghadapi aktivitas lebaran.
“Jadi adanya larangan untuk mudik, kemudian dilakukan penyekatan oleh tim dari TNI, POLRI, Satpol PP dan Dinkes. Kemudian juga dilakukan upaya-upaya skrining secara masal baik yang dilaksanakan bekerjasama dengan TNI-POLRI di tempat penyekatan maupun yang dilaksanakan oleh puskesmas-puskesmas,” ungkap Lina.
Sebagai informasi, total kasus terkonfirmasi Covid-19 di Kabupaten Boyolali sebanyak 7.405. Dari keseluruhan kasus, 46 persen diantaranya adalah laki-laki dan 54 persen perempuan dan sebanyak 3.706 merupakan kasus simplomatik (bergejala). Secara persentase, kasus bergejala terdapat 50,3 persen dan kasus tidak bergejala 49,7 persen. Sedangkan angka kesembuhan mengalami kenaikan dari minggu kemarin, dari angka 92,6 persen menjadi 94,1 persen. Namun, angka kematian juga mengalami kenaikan dari angka 3,9 persen menjadi 4,1 persen.
Disinggung mengenai tren paska lebaran, Lina mengatakan bahwa Dinkes Kabupaten Boyolali baru melaksanakan evaluasi selama sepekan. Pada evaluasi ini belum ada perubahan dan cenderung mengalami penurunan. Dikarenakan masa inkubasi Covid-19 biasanya terjadi dua pekan setelah kontak, maka harus menunggu sampai pekan kedua, baru akan terdeteksi hasil skrining yang dilaksanakan atau penambahan kasus yang berasal dari rumah sakit.
“Itu nanti baru kita bisa lihat datanya setelah minggu kedua dari libur hari raya Idul Fitri,” imbuh Lina.
Ditambahkan, Kabupaten Boyolali sudah tidak ada kasus klaster, kalaupun ada penambahan kasus belum bisa diidentifikasi sebagai klaster karena posisinya menyebar di berbagai kecamatan.
Disinggung mengenai program vaksinasi, diterangkan Lina bahwa sampai saat ini berada di sasaran lanjut usia (lansia) dan pelayanan publik.
“Untuk lansia kita sudah vaksinasi sejumlah 9.676 sasaran untuk dosis pertama, untuk dosis kedua sejumlah 4.818. Sementara untuk petugas pelayanan publik, untuk dosis pertama sudah tervaksin sejumlah 32.219, sedang dosis kedua sejumlah 23.389,” tandas Lina. (rit)