JATENGPOS.CO.ID, BOYOLALI – Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah mengimbau masyarakat di daerah itu mewaspadai penyebaran penyakit chikungunya saat pancaroba.
“Kami pada sepekan ini, sudah mendata terdapat tiga kecamatan di Kabupaten Boyolali yang memiliki kasus serangan penyakit chikungunya melalui nyamuk ini,” kata Kepala Dinkes Kabupaten Boyolali Ratri S. Survivalina di Boyolali, Senin.
Ia menyebut tiga kecamatan, yakni Ngemplak, Mojosongo, dan Boyolali kota merupakan daerah penyebaran chikungunya, terlihat dari penyelidikan epidemiologi yang telah dilakukan Dinkes.
Sepekan terakhir ini, pihaknya mendapatkan laporan ada kasus demam yang disertai dengan nyeri-nyeri sendi dan ada juga kelemahan untuk berjalan. Namun, setelah dilakukan penyelidikan epidemiologi kasus yang ada di daerah itu ternyata chikungunya.
Hal tersebut, kata Ratri, seperti terjadi di Kecamatan Ngemplak, kasus chikungunya ditemukan di Desa Manggung sebanyak 37 kasus. Terdapat dua RT di RW02 yang melaporkan bahwa masyarakat mengeluhkan gejala penyakit chikungunya, yakni RT 02 sebanyak delapan kasus dan RT 01 sebanyak 29 kasus.
Selain itu, chikungunya terjadi di Dusun Turus RT07 dan 06 di RW09 Desa Jurug, Kecamatan Mojosongo terdapat 14 kasus serta Kelurahan Pulisen, Kecamatan Boyolali kota terdapat tujuh kasus yang berasal dari RT01/RW13.
“Kami sudah melakukan upaya-upaya dengan melaksanakan pendataan pada kasus yang dicurigai termasuk kelompok chikungunya. Kami juga sudah berupaya melakukan ‘fogging’ (pengasapan) supaya tidak terjadi penularan ke lapisan masyarakat yang lebih luas lagi,” kata Ratri.
Dia mengatakan semua pasien chikungunya menjalani rawat jalan karena hanya mengeluhkan nyeri sendi dan tidak sampai mengganggu kondisi fisiknya.
“Chikungunya ini, kebetulan bukan penyakit yang berbahaya yang menimbulkan hingga ke dampak kematian. Jadi cukup dilakukan upaya-upaya ‘supportif’ dan istirahat sambil dilakukan pemantauan saja,” katanya.
Oleh karena itu, pihaknya mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap penyakit-penyakit yang disebabkan nyamuk, seperti chikungunya, demam berdarah dengue (DBD), dan lainnya. Program 3M yakni menguras dan menyikat, menutup tempat penampungan air, dan memanfaatkan atau mendaur ulang barang bekas sebagai upaya mencegah penyebaran nyamuk. (fid/ant)