JATENGPOS.CO.ID, SOLO – Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo resmi memulai Perkuliahan Tatap Muka (PTM) terbatas, Senin (6/9). Dari empat fakultas yang sudah melaksanakan, kuliah tatap muka perdana di Fakultas Hukum paling unik, karena mata kuliah Hukum Dagang diajarkan langsung oleh Rektor UNS, Prof Dr. Jamal Wiwoho.
Namun sebelumnya, para mahasiswa yang akan mengikuti kuliah di kampus semuanya wajib mencuci tangan di wastafel yang disiapkan di depan bangunan. Setelah itu, satu per satu suhu tubuh mereka diukur oleh petugas keamanan. Mahasiswa pun wajib mematuhi protokol kesehatan (prokes)
Yang menarik, meski mereka sudah berstatus dewasa, namun sebelum masuk ke ruang kelas terlebih dahulu menunjukkan surat pernyataan dari orang tua masing-masing yang mengizinkan anak mereka untuk mengikuti kuliah tatap muka.
Bukti berupa surat tersebut lantas ditunjukkan kepada petugas, tak lupa bukti vaksinasi juga wajib diperlihatkan. Sebab vaksin merupakan syarat wajib bagi mahasiswa yang ingin mengikuti PTM.
Setelah dipastikan semua syarat terpenuhi, baru mereka boleh masuk ke dalam kelas. Dan selama perkuliahan yang berjalan kurang lebih satu jam itu, mahasiswa wajib mematuhi protokol kesehatan.
Salah satu mahasiswa yang mengikuti kuliah tatap muka perdana di Fakultas Hukum, Ainun Hidayati (20) mengaku sangat senang akhirnya bisa kuliah langsung di kampus setelah dua semester terakhir ia dan teman-temannya harus mengikuti kuliah secara daring.
“Saya mahasiswa angkatan 2019, di semester 1 dan 2 sudah sempat mengikuti kuliah di kampus, kemudian di semester 3 dan 4 kuliahnya lewat online. Dan jujur kuliah secara daring itu lebih susah, apalagi kalau urusannya sama sinyal, belum lagi kuota. Makanya saat bisa tatap muka lagi saya sangat antusias,” ucapnya.
Mahasiswa semester 5 ini mengaku sempat mengalami culture shock di awal-awal mengikuti kuliah secara daring tahun lalu. Sebab ia terbiasa bisa mendengarkan langsung penjelasan dosen tentang materi di kelas. Baginya lebih mudah menyerap materi kuliah jika langsung berhadapan dengan dosen.
“Mental health kita lebih terjaga kalau kuliahnya di ruang kelas seperti tadi. Kalau di rumah banyak gangguannya. Belum lagi awal-awal dulu kita harus belajar lagi aplikasi-aplikasi baru, baik untuk absensi maupun untuk perkuliahan daring. Makanya berharap kuliah luring ini tetap dilaksanakan secara bertahap dengan tetap menerapkan prokes,” ungkapnya.
Hal senada juga diutarakan, Belinda Putri Herawati (18). Meski selama mengikuti kuliah daring tidak mengalami kendala berarti kecuali sinyal. Namun ia tetap lebih memilih untuk kuliah langsung di ruang kelas. “Apalagi baru ini saya kuliah di kelas dan ternyata lebih menyenangkan. Selama ini kalau daring setiap hari dosennya juga masuk dan kuliah tapi kan lewat zoom, beda suasananya,” ucapnya.
Sementara itu, Rektor UNS, Prof Dr Jamal Wiwoho mengatakan dari 11 fakultas yang ada, di hari pertama ini baru empat fakultas yang menggelar kuliah tatap muka. Yakni Fakultas Hukum (FH), Fakultas Kedokteran (FK), Fakultas Keolahragaan (FKOR), serta Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB).
“Dibuka PTM sesuai dengan edaran Pak Wali Kota. Bahwa UNS sudah siap PTM terbatas dengan bersyarat dan bertahap,” ujar Prof. Jamal saat memberikan keterangan sebelum mengajar.
Dalam hal ini, prinsip bersyarat yang dimaksud adalah mahasiswa yang dapat mengikuti PTM harus sudah mendapatkan vaksinasi Covid-19 minimal satu dosis, berasal dari wilayah Solo Raya, mendapat izin dari orang tua, dan tidak memiliki komorbid atau penyakit bawaan.
“Kalau untuk yang praktikum, ujian skripsi, disertasi, tesis, dan sebagainya sudah tatap muka ya. Kalau yang perkuliahan teori saat ini baru 30 persen saja. Nanti kalau tidak ada persoalan bisa naik menjadi 40 atau 50 persen. Kita akan evaluasi terus. Yang jelas Semua sudah harus menerapkan tata cara disiplin prokes,” terang Prof. Jamal.
Di sisi lain, untuk mahasiswa yang belum mendapatkan vaksinasi, pihaknya mengatakan akan pendataan, khususnya untuk mahasiswa baru atau semester I. Sebab saat ini UNS telah melaksanakan vaksinasi terhadap 30 ribu civitas akademika. Dan Pemkot Solo sendiri pernah menawarkan untuk menyediakan vaksin Covid-19 bagi mahasiswa yang belum divaksin.
” Mas Gibran kemarin sudah tanya namun kami belum hitung karena yang mahasiswa semester satu kemarin waktu kita vaksinasi massal kan belum berstatus sebagai mahasiswa,” tambahnya. (jay)