JATENGPOS.CO.ID, BOYOLALI – Program pembangunan berbasis lingkungan di tingkat RT mulai dikembangkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali. Masyarakat dilibatkan aktif dalam pembangunan ini dengan sejumlah parameter.
“Boyolali hari ini sudah mulai melangkah ke depan, terkait dengan mulai dilaksanakannya program Monitoring Center for Development (MCD) atau pusat kendali pembangunan yang berbasis lingkungan di tingkat RT,” ujar Asisten II Setda Boyolali, Insan Adi Asmono, kepada para wartawan Selasa (14/9/2021).
Menurut Insan, MCD ini adalah parameter untuk memberikan arah pembangunan. Apa yang akan dilakukan dan sudah dilakukan. Maka di MCD ini ada beberapa area intervensi yang ditetapkan Pemkab Boyolali untuk masing-masing lingkungan RT.
“Misalnya, bagaimana organisasinya, kesejahteraannya, air minum, sanitasi dan kebersihan lingkungan, infrastruktur lingkungan dan ada beberapa tematik. Yang semuanya merangkum dari sustainable development goals,” kata Insan.
Yang pertama, jelas dia, yakni visi misi pemerintah daerah. Kemudian kedua, ada 14 indikator kesejahteraan atau 14 indikator kemiskinan yang ditetapkan Kementerian Sosial.
“Ketika ini kemudian dipadukan, dan ada parameter yang diciptakan, kemudian ada isian yang dilaksanakan rutin di tingkat RT, harapan kita petanya akan kelihatan. Kemajuan di masing-masing RT itu seperti apa?,” papar dia.
Daftar isian di tingkat RT tersebut selanjutnya akan diparameterkan di tingkat desa. Juga ada daftar isian yang diparameterkan di tingkat Desa, di tingkat Kecamatan dan ada parameter di tingkat Organisasi Perangkat Daerah (OPD).
Sehingga antara program Pemerintah di OPD dan antara sasaran di masyarakat nanti bisa padu.
“Contoh paling mudah yang sekarang bergerak di masyarakat adalah penanganan energi listrik, penerangan jalan umum. Jadi kalau kita lihat di masyarakat, di perempatan jalan, di kampung–kampung kita itu sebagian ada yang listriknya itu mengambil dari listrik utama. Di listrik utama itu ada di parameter infrastruktur tertera, apakah di lingkungan sudah ada PJU (penrangan jalan umum) lingkungan?, ketika ada apakah listriknya itu sah atau tidak. Ketika tidak, lingkungan ini memiliki nilai yang rendah untuk capaian infrastrukturnya,” contoh Insan.
“Sama apakah kita di masing-masing rumah sudah melakukan pemilahan sampah? Apakah ada fakir miskin yatim piatu yang harus ditangani, sementara belum dtangani? Apakah ada masalah kesehatan yang akut, termasuk visi Indonesia Sehat, Indonesia Bersih, Indonesia Hijau, itu disatukan dalam struktur parameter yang ada di tingkat masing-masing RT,” sambungnya.
Parameter di masing-masing RT nantinya akan dinilai di tingkat Desa/ Keluarahan. Mana saja RT yang sudah hijau dan mana yang masih hitam. Selanjutnya, Desa/Kelurahan nanti memetakan dan akan dinilai di tingkat kecamatan. Kemudian tingkat Kecamatan akan dinilai di tingkat Kabupaten.
“Mana OPD yang sudah tepat sasaran menjalankan program akan kelihatan, akan sinkron dengan apa yang ada di parameter di masing-masing RT ke atas. Sehingga harapan kita visi misi Indonesia Maju, Visi Misi Indonesia Sehat, Visi Misi Indonesia Cerdas itu dapat dicapai melalui gerakan MCD dengan Germas Metal (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat, Melangkah dan Menata Bersama Penuh Totalitas),” tandasnya.
Lebih lanjut Insan mengatakan, program MCD ini terinspirasi Kabupaten Boyolali yang telah berhasil tiga kali meraih peringkat pertama dari penilaian KPK terhadap Monitoring Center for Pervention (MCP) atau Kabupaten yang mempunyai sistem pencegahan paling baik terkait dengan korupsi.
Pemkab Boyolali kemudian mengembangkan program itu. Tidak sekedar pencegahan tapi mengembang kepada mencapai tujuan pembangunan. Yaitu dengan mengubah MCP menjadi MCD.
Melalui platform yang serupa, Pemkab Boyolali mencoba mengembangkan inovasi dalam melakukan pemantauan program program Pemerintah mulai dari jenjang RT sampai dengan perangkat daerah. Pemantauan dilakukan melalui pembangunan data dasar masyarakat yang dilaporkan dan dipantau secara periodik. (aji)