spot_img
31.6 C
Semarang
Jumat, 27 Juni 2025
spot_img

Luluk Nur Hamidah Fokuskan Kerja Politik untuk Kemandirian Petani dan Peternak

JATENGPOS.CO.ID, KARANGANYAR – Anggota DPR RI Komisi IV Fraksi PKB, Luluk Nur Hamidah memaksimalkan kerja politiknya untuk kemandirian petani dan peternak. Pasalnya, dari sektor bibit dan benih hingga penentuan harga, petani dan peternak Indonesia masih belum bisa mandiri.

Komitmen itu disampaikan Mbak Luluk, sapaan akrab legislator dapil Jateng IV (Karanganyar, Sragen dan Wonogiri) saat membuka acara Bimbingan Teknis, Inovasi Teknologi Ayam Kampung Unggul Balitbangtan (KUB) Bagi Penyuluh dan Petani di Hotel Kusuma Sahid Prince, Rabu (3/11).

Ia mengawali sambutannya dengan cerita sedih terkait ternak, tatkala Indonesia kalah perang dengan Brazil saat sidang panel di WTO. Sehingga, Brazil punya hak memasukkan daging ayam ke Indonesia.

“Karena kalah itu, Indonesia tak boleh menghalangi masuknya impor daging dari Brazil. Brazil punya hak pasok daging ke Indonesia. Meskipun Indonesia sedang melimpah. Ini persoalan serius, khususnya bagi kondisi peternakan rakyat, karena kita bergantung pada pakan impor, kita belum pada kemandirian pakan,” jelas Luluk.

Baca juga:  Visitasi Sekwan Jateng, KIP Apresiasi Keterbukaan Informasi Publik

Lebih lanjut, ia mengatakan, sejumlah persoalan terkait peternakan mulai dari pakan yang mahal karena bahan pakan itu sebagian besar bahannya impor, dan persoalan bibit unggul, serta pakan yang sudah dimonopoli perusahaan besar.

“Kemarin terbukti harga jagung pakan mahal, peternak nangis, teriak pakan mahal, belum lagi ketersediaan bibit ayam dan pakan itu musuhnya korporasi. Kalau korporasi yang produksi pakan itu juga mengelola ternak. Peternak rakyat bisa apa? Maka Bimtek hari ini bagian dari ikhtiar kita, siapkan SDM kita, inovasi dan teknologi agar sektor perunggasan lebih ada tenaga. Bimtek ini bekal jika nanti ada situasi yang tak menguntungkan,” ujarnya.

Melihat kondisi  petani dan peternak mengalami kebutuhan bibit petani dan peternak yang tidak mampu mandiri, termasuk dalam hal pakan dan menentukan harga. Luluk Nur Hamidah berkomitmen untuk memaksimalkan kerja politiknya untuk menguatkan sektor tersebut.

Baca juga:  Kisah Biduan Dangdut jadi Petani

“Harus ada politik pakan, itu jadi komitmen, padi, jagung, dan kedelai (Pajale) harus jadi prioritas. Tempe itu 90 persen impor. Sekarang petani sedikit sekali yang tanam kedelai. Kita alami betul di mana saat aturan tak dikontrol oleh kita. Kesusahan kita. Semoga dengan Bimtek ini pelan-pelan kita mandiri benih dan bibit, pelan-pelan mandiri pakan, dan mampu mengatur harga,” tandasnya. (yas/bis/rit)

spot_img

TERKINI