JATENGPOS.CO.ID, KARANGANYAR – Waspadai cuaca ekstrim, kondisi lahan di lereng gunung Lawu mendapatkan sorotan dari anggota DPR RI Komisi IV Fraksi PKB, Luluk Nur Hamidah. Pasalnya, ketiadaan tanaman penyangga di lahan warga harus diwaspadai sehingga tak berdampak pada masyarakat saat musim hujan.
Menurut Luluk Nur Hamidah, di wilayah Karanganyar itu dulu dikenal punya lahan kritis. Untuk itu insentif bagi daerah yang peduli lingkungan hidup dan memiliki hutan harus diperhatikan. Ia juga menyoroti daerah wisata Tawangmangu yang memang indah dipandang itu, tapi kalau ada pola tanam yang salah itu dinilai berisiko.
“Hujan dan anomali cuaca itu bukan sesuatu yang mengada-ada. Apalagi kalau dilihat itu kan rumah-rumah mulai dibangun. Tanaman yang ditanam itu jenis tanaman lunak. Tak ada gulutan tak ada plengsengan, tak ada tanaman penahan hujan, itu sangat berbahaya, kalau hujan bisa merugikan warga, karena akan banjir,” terang Mbak Luluk.
Hal itu disampaikan dalam Bimbingan Teknis dan Sosialisasi Peningkatan peran serta masyarakat dalam upaya pemulihan daya dukung DAS melalui rehabilitasi hutan dan lahan/KBR di wilayah fasilitasi BPDASHL Solo. Ia juga memberikan bantuan sebesar 1,3 Milyar untuk program kebun bibit akyat bagi 14 kelompok.
Apalagi, disebutkan Luluk, hutan tropis Indonesia ini terbesar ke dua di dunia setelah Brazil. Sehingga menjadi sorotan dan acuan kebijakan terkait penghijauan dan lingkungan hidup di dunia.
“Persoalan hutan dan lingkungan hidup harus jadi program strategis Indonesia. Semakin banyak warga yang ingin menanam di pekarangan itu perlu didukung,” tandasnya. (yas)