26.5 C
Semarang
Senin, 7 Juli 2025

Gerabah Melikan, Bertahan di Tengah Sulitnya Bahan Baku dan Pemasaran

JATENGPOS.CO.ID, KLATEN – Selama puluhan tahun, warga Desa Melikan Kecamatan Wedi menggantungkan hidup dari membuat dan menjual kerajinan yang berbahan baku tanah liat. Berbagai pernik kerajinan tangan dengan tekhnik putaran miring sempat merajai toko dan showroom barang antik di tahun 1990-an. Meski bisa bertahan, namun perajin gerabah ini mengalami berbagai kendala. Terutama dalam mencari bahan baku dan pemasaran.

“Pemasaran dan penjualan kadang stabil kadang naik turun. Tapi ya ini dinamika usaha, ritmenya memang seperti ini,” kata seorang perajin gerabah, Suradji (47).

Berkaitan dengan pemasaran, imbuh Suradji, perajin gerabah selalu mengikuti permintaan pasar. Selain membuat inovasi, perajin juga menerima pesanan model yang sedang sedang trend di masyarakat.

“Seperti saat musim bunga kemarin, selama beberap bulan kami banjir pesanan pot bunga. Untuk memenuhi kebutuhan, beberapa perajin bahkan sempat menambah tenaga kerja,” tambah Suradji.

Baca juga:  KA BIAS - Madiun Beroperasi Layani2 Ribu Penumpang

Hal senada juga diungkapkan oleh seorang perajin lainnya, Ismail(46) yang mengatakan, untuk bertahan dirinya harus mengikuti perkembangan teknologi dalam melakukan pemasaran. Salah satunya dengan berjualan secara online.

“Kalau hanya mengandalkan pembeli yang datang di rumah atau di gerai, jelas kami tidak bisa bertahan. Sekarang kami berjualan melalui berbagai sosial media dan marketplace online. Dan alhamdulilah, itu sedikit banyak membantu,” urai Ismail.

Selain pemasaran, lanjut Ismail, para perajin juga mengalami kesulitan dalam mendapatkan bahan baku untuk membuat gerabah. Pasalnya, tidak sembarang tanah liat bisa digunakan menjadi bahan baku untuk membuat produk kerajinan. Perajin harus memilih tanah liat khusus agar produk yang dihasilkan memiliki kualitas bagus. Dan saat ini, bahan baku semakin sulit didapat dari daerah setempat.

Baca juga:  UNS Siapkan Grand Design Kawasan Wisata Embung Pacinan Bulu Sukoharjo

“Kami harus berburu bahan baku ke berbagai wilayah di luar kecamatan Wedi. Dan harganya-pun juga lebih mahal. Mau gak mau kami harus membelinya, wong kami butuh,” papar Ismail.

Berkaitan dengan hal itu, Sekdes Melikan, Sukanta mengatakan, pihak desa telah berupaya untuk membantu perajin dalam mendapatkan bahan baku. Salah satunya adalah berupaya mendapatkan legalitas lahan perhutani milik pemerintah untuk diambil kandungannya agar bisa digunakan oleh para perajin gerabah.

“Sudah kami upayakan, meski belum membuahkan hasil. Harapan kami, tanah seluas 10 hektar itu bisa diambil kandungannya. Dengan demikian, 200-an keluarga yang menggantungkan hidup dari gerabah di Desa Melikan bisa terbantu,” jelas Sukanta.(aya)

TERKINI

Rekomendasi

Lainnya