JATENGPOS.CO.ID, SUKOHARJO – Pihak keluarga menyesalkan aksi yang dilakukan tim Densus 88 yang akhirnya menewaskan dr Sunardi, warga Gayam, Sukoharjo, pada Rabu (9/3/2022) malam kemarin.
Bahkan keluarga membantah keterlibatan terduga dengan jaringan teroris.
Sore sekira pukul 17.30, jenasah terduga tiba di rumah duka jl. Dr Moewardi no 92 Sukoharjo, setelah disolatkan langsung dikebumikan di Pemakaman Muslim Polokarto.
Endro Sudarsono mewakili keluarga menyampaikan duka yang dialami keluarga dr Sunardi.
“Keluarga berduka dan sangat menyayangkan peristiwa ini, keluarga tidak percaya almarhum terlibat aksi teroris. Almarhum seorang dokter yang sangat sosial, praktek di beberapa klinik,” ungkap Endro.
Pihaknya selaku pendamping keluarga menerima informasi bahwa almarhum mengalami luka tembak dua kali, namun posisi tembaknya dimana belum diketahui.
“Korban meninggal dengan luka tembak dua kali. Kita belum mendapat konfirmasi resmi penyebab kematian. Saat itu mobil yang dikendarai oleng lalu menabrak, apakah oleng karena luka tembakan atau mempertahankan diri kita belum tahu,” imbuh Endro.
Mengenai upaya hukum, Endro mengaku belum ada keputusan dari keluarga, memang sudah ada beberapa pengacara yang menyatakan siap mendampingi.
“Tidak etis saat ini kita bicara hukum, keluarga akan mempertimbangkannya. Saat ini fokus pemakaman dulu,” tandas Endro.
Informasi dari kerabat almarhum, saat kejadian, dr Sunardi baru pulang dari praktek di klinik Ponpes Ulul Albab yang ada di desa Godog Polokarto. Disana pak dokter melayani anak anak pondok pesantren. Selain itu almarhum diketahui merupakan pendiri dari Hilal Ahmar klinik pengobatan dan Hilal Ahmar Society kelompok relawan. (Dea)