JATENGPOS.CO.ID, KARANGANYAR – Alunan tembang Jawa gending karawit berpadu dengan musik hadrah, singing bowl, dzikir, kepulan kemenyan dan dupa membuat malam satu suro di Desa Baturan, Colomadu meriah.
Penampilan Seniman lintas agama dan budaya seperti tari sufi, tarian umbul dongo dan wayang wahyu semakin menambah keragaman yang menyatu untuk sama-sama berdoa untuk kemakmuran Indonesia di tahun baru Islam 1444 Hijriyah ini.
Terlihat hadir dalam acara itu, Koordinator Karang taruna Karanganyar, Ilyas Akbar Almadani, Anggota DPRD Karanganyar FPKB, Muhammad Irsyam, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Yopie Eko Jati, dan sejumlah pejabat setempat.
Koordinator Njeng Sunan, Hartoto Kusnin Haryosengoro mengatakan, Njeng Sunan sudah berkegiatan selama 18 tahun, namun karena ada pandemi selama 2 tahun ini jeda. Dan alhamdulillah tahun ini dapat kembali menggelar kegiatan. Disebutkan Hartoto, Njeng Sunan berisi tim lintas agama, mulai dari Hindu, Kristen, dan Islam, semua berpadu untuk bersama berdoa.
“Semua bersatu dari berbagai keyakinan dan kesenian yang beragam, semua rukun, berdzikir dan meminta kepada Tuhan. Tarian Umbul dongo untuk Indonesia di grebeg Suran Baturan ini,” jelasnya pada wartawan, Jumat (29/7) malam.
Menurut Hartoto, Njeng Sunan konsepnya medley dan tanpa jeda penyajianya. Njeng Sunan sendiri sudah menampilkan umbul dongo di Sendang Langen Harjo, Mangkunegaran, Borobudur dan lain sebagainya.
“Ngaji rasa ini semoga menjadikan Indonesia, Karanganyar, dan Baturan ini semakin tentram, damai,” harapnya.
Muhammad Irsyam yang juga warga Baturan ini berharap dengan grebeg suran Baturan ini Indonesia Karanganyar dan Baturan aman, damai dan semakin makmur.
“Dengan umbul dongo dan grebeg suran ini semoga kita semakin tentram. Jadi perantara agar kita semakin dekat dengan Allah SWT,” tandasnya. (yas)
