JATENGPOS.CO.ID, SUKOHARJO – Nuansa Merah Putih menyelimuti Dukuh Jetis, RT 2/RW 9, Desa Pondok, Kecamatan Nguter, Sukoharjo. Bupati Etik Suryani meresmikan kawasan ini sebagai Kampung Jetis Merah Putih pada Selasa (12/09) sebagai wujud nyata semangat kemerdekaan.
Pencanangan ini ditandai dengan pemandangan luar biasa: 320 tiang bendera Merah Putih berkibar megah dan hiasan plisir Merah Putih membentang sepanjang 1,5 kilometer di seluruh jalan desa, juga ada umbul umbul Merah Putih berjumlah 80.
Bupati Etik Suryani memberikan apresiasi tinggi atas inisiatif warga tersebut. “Jetis Merah Putih ini luar biasa. Mudah-mudahan ini bisa jadi teladan untuk masyarakat kami di sekitar Pondok dan Sukoharjo,” ujarnya.
Ia juga mengimbau seluruh warga Sukoharjo untuk memasang bendera Merah Putih di depan rumah masing-masing selama sebulan penuh, dari tanggal 1 hingga 31 Agustus, sebagai bentuk menyemarakkan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia.
Tokoh masyarakat Jetis, Juni Anggraswadi, menjelaskan bahwa persiapan ini sudah dimulai sejak awal Juli, melibatkan seluruh warga dalam proses merancang, memotong bambu, menjahit, hingga memasang bendera.
“Tujuannya membangun jiwa nasionalisme di bulan kemerdekaan dan menjalin kebersamaan warga agar guyub rukun,” jelasnya.
Bukan sekedar angka, jumlah 320 bendera sebanyak jumlah warga dan 80 umbul umbul seperti angka HUT ke 80 RI. Aksi perdana ini langsung mencatatkan rekor Muresko (MURI versi Sukoharjo) sebagai penghargaan ke-476.
Anton Bimo Kokor Wijanarko, penggagas Muresko Sukoharjo, mengagumi kekompakan warga Jetis. Ia menyebut keunikan dari inisiatif ini adalah partisipasi seluruh elemen masyarakat.
“Ini menguatkan bahwa banyak orang masih cinta kepada negara Republik Indonesia,” katanya. Bimo juga berharap semangat Merah Putih ini tidak berhenti tahun ini saja, tetapi bisa menular ke desa-desa lain, bahkan mengusulkan agar tahun depan bendera-bendera ini dapat diarak menjadi karnaval desa.
Dengan diresmikannya Kampung Jetis Merah Putih, semangat persatuan dan cinta tanah air di tengah masyarakat pedesaan kembali membara. Inisiatif ini tidak hanya sekadar dekorasi, melainkan sebuah manifestasi komitmen untuk selalu menjaga dan menghargai nilai-nilai luhur bangsa. (dea/rit)