JATENGPOS.CO.ID, SUKOHARJO – Program ‘Satu Desa Satu Unggulan’ (Sasa Sanggulan) yang digagas Pemerintah Kabupaten Sukoharjo mulai menunjukkan hasil nyata. Hal ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara BUMDes Mulur dan PT Sekawan Bersih Barokah di Menara Wijaya, Sukoharjo, Kamis (18/9).
Kerjasama ini menjadikan pengolahan sampah plastik jenis PET sebagai program unggulan desa, sekaligus menjadi percontohan bagi desa-desa lain.
Direktur BUMDes Mulur, Adi Prihananto, menjelaskan bahwa BUMDes Mulur mengajak PT Sekawan Bersih Barokah untuk menjadi investor dalam pengolahan limbah botol PET. “Investor berperan sebagai penyedia fasilitas, sementara BUMDes Mulur akan menjadi pengelola dan pelaksana di lapangan,” katanya.
Dalam kerjasama ini nilai investasi awal mencapai Rp2,2 miliar untuk jangka waktu lima tahun. Dengan target produksi 100 ton per bulan, proyek ini akan mengandalkan pasokan bahan baku dari para pengepul di seluruh Solo Raya.
Direktur PT Sekawan Bersih Barokah, Mohammad Zain, menegaskan bahwa kerjasama ini memberikan manfaat ganda. “Dari sisi sosial, kita bisa mengurangi sampah plastik. Dari sisi ekonomi, ini akan menambah penghasilan bagi BUMDes,” jelasnya.
Zain menambahkan, hasil akhir dari pengolahan sampah ini adalah cacahan plastik yang akan dipasok ke perusahaan besar seperti Coca-Cola. Rencananya, pusat pengolahan akan tetap berada di Mulur. Namun, jika ada desa lain yang ingin bekerja sama, perusahaan akan memberikan dukungan.
Sekretaris Daerah Sukoharjo, Abdul Haris, mengungkapkan bahwa program ini adalah jawaban atas tantangan dalam pengelolaan dana desa. Ia menjelaskan bahwa 20 persen dana desa harus dialokasikan untuk program ketahanan pangan, namun banyak desa yang masih bingung bagaimana memanfaatkannya.
“Harapan saya, dana yang 20 persen ini bisa diserap melalui program-program unggulan seperti Sasa Sanggulan ini,” ungkap Abdul Haris.
Ia juga menambahkan bahwa saat ini, sudah ada beberapa desa yang memiliki program unggulan, seperti peternakan di Polokarto dan pertanian di Bendosari. Pihaknya berjanji akan terus mendorong agar setiap kecamatan memiliki minimal satu program unggulan dalam jangka pendek.
“Program ini bagus dan dananya sudah ada di desa. Hanya tinggal teman-teman kepala desa dan BUMDes agar bisa segera merealisasikannya,” pungkasnya. (dea/rit)











