29.6 C
Semarang
Kamis, 25 September 2025

Rumah Ibadah jadi Pionir Lingkungan Bersih

JATENGPOS.CO.ID, SOLO – Kota Surakarta secara resmi meluncurkan Gerakan Rumah Ibadah Berseri (Gemari), sebuah inisiatif kolaboratif yang menempatkan rumah ibadah sebagai garda terdepan dalam aksi nyata pelestarian lingkungan.

Peluncuran Gemari, yang diinisiasi oleh Ikatan Persaudaraan Antar-Religius Indonesia (IPARI) Surakarta dan Yayasan Persemaian Cinta Kemanusiaan (Percik) Salatiga, berlangsung khidmat di Masjid Agung Kota Surakarta pada Rabu (24/9/2025).

Mengusung tema “Moderat, Ramah Jamaah, dan Ramah Lingkungan,” acara ini dihadiri langsung oleh Wakil Wali Kota Surakarta, Astrid Widayani, serta perwakilan penting dari FKUB, DMI, MUI, dan Forkopimda.

Ketua IPARI Surakarta, Pardi, selaku Ketua Panitia, menjelaskan bahwa GEMARI bertujuan menciptakan tempat ibadah yang aman, sehat, rapi, dan indah, sehingga jamaah dapat beribadah dengan khusyuk.

“Penanaman biopori merupakan langkah positif yang menjadi teladan mewujudkan kenyamanan beribadah sekaligus pelestarian lingkungan,” ujar Pardi.

Senada dengan itu, Direktur Yayasan Percik, Haryani Septiningtyas (Yani), menegaskan bahwa menghadapi perubahan iklim adalah keharusan di semua lini. “Kemenag sudah mendorong ekoteologi. Kehadiran Percik sebagai katalisator memperkuat bahwa apapun agama dan kepercayaan, semua sedang diundang oleh tangisan bumi,” katanya.

Baca juga:  HUT Ke-76 RI, Klenteng Kwan Sing Bio Laksanakan Pengibaran Bendera Merah Putih dan Gelar Doa Bersama

Kepala Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) Kota Surakarta, Ahmad Ulin Nur Hafsun, mengungkapkan bahwa Gemari telah bergulir selama empat bulan terakhir di berbagai rumah ibadah. “Selain bersih-bersih ada penanaman biopori, penanaman pohon, dan ke depan akan berkembang untuk pengelolaan sampah,” jelasnya.

Wakil Wali Kota Astrid Widayani menyambut baik inisiatif ini, menilai Gemari memiliki makna strategis di tengah isu lingkungan yang semakin terasa dampaknya di Surakarta, seperti genangan air dan potensi banjir. “Penanaman lubang resapan biopori adalah langkah kecil dengan dampak besar,” tegas Astrid.

Ia berharap rumah ibadah dapat menjadi pionir konservasi lingkungan, menumbuhkan kesadaran bahwa menjaga bumi adalah bagian dari ibadah.

Baca juga:  Belasan Pendekar Konvoi Saat PPKM Kena Sanksi

Usai peluncuran, simbolis penanaman biopori dilakukan di lima titik kawasan Masjid Agung Surakarta oleh Wakil Wali Kota dan tamu undangan.

Komitmen ini tidak berhenti di satu tempat. Astrid Widayani secara simbolis melepas para Penyuluh Agama Lintas Agama di bawah Kankemenag untuk melanjutkan penanaman biopori di enam rumah ibadah lainnya, mencerminkan semangat inklusivitas dan kerukunan.

Enam rumah ibadah yang menjadi sasaran meliputi Masjid Jamsaren Serengan, Pura Indraprasta Mutihan, GBI Panumping, Gereja/Kapel Santo Yohanes Rasul, Vihara Lotus Kadipiro, dan Lithang Gerbang Kebajikan.

Melalui Gemari, Kankemenag Surakarta membuktikan bahwa layanan keagamaan memiliki dampak luas, tidak hanya pada spiritualitas, tetapi juga pada penyelesaian persoalan sosial dan lingkungan. Gerakan ini diharapkan menjadi model nasional yang mempromosikan moderasi beragama, kerukunan, dan kepedulian lingkungan secara simultan. (dea/rit)


TERKINI

Rekomendasi

...