Oleh: Dr. Ir. Dwiningtyas Padmaningrum, SP., M.Si (Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian Fakultas Pertanian UNS Surakarta)
CABAI merupakan salah satu komoditas hortikultura strategis dengan nilai ekonomi tinggi. Fluktuasi harga cabai yang sering terjadi tidak hanya berdampak pada konsumen, tetapi juga pada petani dan rumah tangga. Di sisi lain, lahan pekarangan rumah masih banyak yang belum dimanfaatkan secara maksimal, padahal memiliki potensi besar dalam meningkatkan ketersediaan, askes serta pemanfaatan pangan sekaligus penopang ekonomi keluarga.
Berangkat dari kondisi tersebut, Tim Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) dari berbagai disiplin ilmu, yakni Agroteknologi, Ilmu Tanah, serta Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian beserta mahasiswa melaksanakan program pengabdian kepada masyarakat dengan mitra Kelompok Dasawisma (Pokdawis) Mawar I, Dukuh Gawanan, Kelurahan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo. Kegiatan bertajuk ‘Penerapan Pertanian Presisi pada Budidaya Cabai untuk Meningkatkan Efisiensi Biaya Usaha Tani Sebagai Upaya Optimalisasi Pekarangan Menuju Pekarangan Pangan Lestari’ difokuskan pada peningkatan kapasitas masyarakat, khususnya ibu-ibu Pokdawis, agar mampu mengelola lahan pekarangan secara lebih produktif, efisien, dan berkelanjutan melalui praktik pertanian presisi pada budidaya cabai.
Program Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat yang didanai oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Direktorat Riset, Teknologi dan Pengabdian Kepada Masyarakat Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi ini menggunakan strategi pemberdayaan masyarakat melalui pengelolaan lahan pekarangan berbasis potensi lokal. Program dilaksanakan dengan metode partisipatif dan pendekatan learning by doing melalui demonstrasi plot di kebun seluas 500 m2 di Dukuh Gawanan sebagai sarana teaching & learning factory terkait dengan gravity fed fertigation dan pengendalian hama penyakit terpadu serta pemasaran cabai. Demplot diharapkan menjadi sarana meningkatkan keterampilan dan kemampuan berpikir sehingga peserta mampu memecahkan masalah, membuat keputusan, berpikir kritis dan kreatif.
Teknologi pertanian presisi diaplikasikan dalam identifikasi dan pengukuran variabilitas lahan dan penyebabnya disertai pemberian input sarana produksi tanaman berdasarkan jenis komoditas dan jenis tanah. Penerapan teknologi ini diharapkan mampu meningkatkan efisiensi biaya usahatani dalam memaksimalkan hasil panen dan meningkatkan benefit cost ratio. Melalui tahapan sosialisasi, transfer teknologi, praktik lapangan dan pendampingan, peserta memperoleh keterampilan maupun pengalaman langsung melalui proses belajar yang terjadi selama pelaksanaan kegiatan.

Selain pengetahuan mengenai pertanian presisi, kesuburan tanah, serta praktik Good Agricultural Practices (GAP), tim PKM UNS juga memberikan transfer teknologi berupa sarana instalasi sistem irigasi gravitasi menggunakan tandon dan selang, penggunaan alat ukur kesuburan tanah (EC meter dan soil kit tester), instalasi sistem irigasi gravitasi, aplikasi pupuk hayati, hingga strategi pengendalian hama terpadu non-kimia menggunakan botol perangkap lalat buah yang diberi methyl eugenol. Untuk meningkatkan ketrampilan, peserta melakukan praktik meliputi: pembuatan media tanam sedimen ladu dan pupuk kandang (1:1) kemudian dimasukkan ke polybag (40 x 40 cm), pembibitan cabai menggunakan potray, pemindahan bibit cabai ke polybag, pemupukan berimbang, penyemprotan pestisida sesuai konsentrasi dan pertumbuhan cabai, monitoring pertumbuhan tanaman serta identifikasi dan pengendalian hama maupun penyakit pada tanaman cabai.
“Selain meningkatkan ketrampilan dalam menerapkan pertanian presisi untuk budidaya cabai, melalui kegiatan ini, kami ingin menunjukkan bahwa pekarangan bukan sekadar sebagai lahan pekarangan saja, tetapi lahan produktif yang dapat mendukung kemandirian pangan keluarga sekaligus memberikan nilai ekonomi,” ujar Dr. Dwiningtyas, selaku ketua tim.
Terkait dengan adanya program pengabdian ini, antusiasme juga datang dari para ibu anggota kelompok mitra. ”Kami sangat terbantu dengan adanya program ini, dimana ibu-ibu bisa belajar cara bertanam cabai yang tepat dan hemat biaya. Karena dalam prosesnya ternyata banyak hal baru yang sebelumnya tidak kami ketahui. Kami jadi paham tentang jenis hama yang datang menyerang tanaman cabai, seperti bekicot, kutu daun dan lalat buah. Juga bagaimana cara hama tersebut mengganggu tanaman, pencegahannya serta penanggulangannya. Dan yang lebih menyenangkan, bisa panen cabai dari pekarangan rumah sendiri. Pekarangan juga lebih bermanfaat”, ungkap Ibu Mursidah, S.Pd selaku Ketua Pokdawis Mawar I.
Baik tim UNS maupun ibu-ibu Pokdawis serta pemerintah desa berharap kegiatan pengabdian ini dapat memperkuat ketahanan pangan rumah tangga serta menciptakan peluang ekonomi baru melalui optimalisasi lahan pekarangan. Kegiatan ini sekaligus untuk mendukung program Pekarangan Pangan Lestari dan program Ketahanan Pangan Desa meliputi aspek yaitu ketersediaan, keterjangkauan dan pemanfaatan pangan. Lebih dari itu, program ini menjadi bukti nyata bahwa pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan, pendampingan, dan teknologi sederhana dapat menghasilkan perubahan positif yang berkelanjutan.
Ucapan terima kasih disampaikan kepada Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Kemdiktisaintek yang telah mendanai kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat melalui skema Pemberdayaan Kepada Masyarakat 2025. (*)