JATENGPOS.CO.ID, WONOGIRI – Tingginya angka kasus bunuh diri di Kabupaten Wonogiri menjadi perhatian serius aparat kepolisian. Dari data yang ada, rata-rata terjadi 3 kasus per bulan atau sekitar 36 kasus setiap tahun.
Kapolres Wonogiri, AKBP Wahyu Sulistyo SH SIK MPM, menyatakan keprihatinannya dan secara khusus mengajak tokoh lintas agama yang tergabung dalam Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) untuk bersinergi menekan angka kematian tak wajar tersebut.
Hal ini diungkapkan Kapolres saat menggelar ramah tamah dengan pengurus FKUB Kabupaten Wonogiri di RM Sari Raras, Kamis (6/11/25). Hadir dalam acara tersebut jajaran Kabagops, Kasatreskrim, Kasat IPP, Kasat Narkoba, dan Kasi Humas Polres setempat.
Kapolres Wahyu, meski mengapresiasi kondisi keamanan Wonogiri yang relatif kondusif berkat dukungan FKUB, tidak menutupi kekhawatiran terhadap isu bunuh diri.
“Tapi jujur saja saya prihatin mengapa kasus bunuh diri di daerah ini (Wonogiri) tergolong tinggi, rata-rata terjadi 3 kasus per bulan atau sekitar 36 kasus per tahun. Itu yang dilaporkan, mungkin ada yang tidak dilaporkan,” kata Kapolres Wahyu.
Ia menekankan bahwa kasus bunuh diri adalah perbuatan dosa yang dilarang oleh semua agama. Oleh karena itu, ia mengajak tokoh agama dari berbagai unsur—Islam (NU, Muhammadiyah, LDII, MTA), Kristen, Katolik, Hindu, dan Budha—untuk bergandeng tangan memberikan pencerahan dan penguatan mental spiritual di kalangan umat.
Hal yang paling memprihatinkan, lanjut Kapolres, adalah usia pelaku. Bunuh diri tidak hanya didominasi oleh lansia karena sakit menahun, tetapi juga banyak terjadi pada usia produktif.
“Yang memprihatinkan lagi pelaku bunuh diri masih berumur 30-40 tahun karena alasan ekonomi, sedangkan yang tua biasanya karena sakit menahun tidak sembuh-sembuh,” ungkapnya.
Kapolres menilai peran pengurus FKUB sangat strategis untuk menyampaikan khutbah dan pesan-pesan pencegahan kepada umatnya masing-masing.
Di bagian lain, Kapolres menyatakan komitmen bersama Bupati dan Forkopimda untuk menjaga kondusivitas daerah. Tujuannya adalah menjamin kemudahan investasi dan pengembangan sektor ekonomi.
“Tidak harus berupa pabrik besar, bidang usaha kecil-kecilan tidak apa-apa yang penting bisa mendongkrak perekonomian sehingga mereka tidak ada lagi berpikir sempit nekad bunuh diri,” tukasnya.
Dengan sinergi antara aparat keamanan, pemerintah, dan tokoh agama, diharapkan Wonogiri tidak hanya kondusif secara kamtibmas, tetapi juga kuat secara mental dan spiritual, sehingga angka bunuh diri dapat ditekan drastis.(dea/rit)











