JATENGPOS.CO.ID, SUKOHARJO – Pondok Pesantren Modern Islam (PPMI) Assalaam di Kabupaten Sukoharjo resmi dikukuhkan sebagai Sekolah Siaga Kependudukan (SSK) pada Kamis (6/11). Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN, Wihaji mengatakan, sekolah tersebut bertujuan mengedukasi santri usia remaja mengenai isu-isu kependudukan dan mengatasi masalah sosial serius seperti pernikahan dini dan gangguan kesehatan mental akibat teknologi.
Menteri Wihaji menekankan pentingnya edukasi kependudukan di sekolah, terutama bagi remaja (usia 10-24 tahun). Ia menyoroti masalah-masalah sosial yang kini banyak dihadapi generasi muda.
“Hari ini mereka (remaja) mohon maaf ya, dengan teknologi, 20 persen kehilangan sosok Ayah. Handphone/gadget ini sekarang sudah menjadi definisi baru bahwa ini keluarga baru yang mempengaruhi algoritma kita. Kalau tidak hati-hati, sangat berpengaruh terhadap kesehatan mental generasi masyarakat,” tegas Menteri Wihaji di hadapan media.
Ia memuji lingkungan PPMI Assalaam yang ketat terhadap penggunaan handphone, yang dinilai menjadi contoh baik dalam melindungi santri dari dampak negatif berlebihan teknologi.
Dalam arahannya, Menteri Wihaji menyampaikan tiga pesan kunci yang harus dipegang teguh oleh anak-anak SMP dan SMA, yang ia sebut sebagai “tiga ojo” (tiga larangan): Jangan melakukan Pernikahan Dini (salah satu penyebab stunting). Jangan melakukan Seks Pranikah. Jangan mengonsumsi Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif (Narkoba).
“Inilah yang merusak generasi bangsa. Ini tugas dari Kementerian kita untuk merubah perilaku, menggerakkan ke arah lebih baik,” imbuhnya. Dia menambahkan bahwa edukasi mengenai kekerasan seksual dan bullying juga akan menjadi bagian dari materi SSK.
Selain peresmian SSK, kunjungan Menteri juga ditandai dengan peletakan batu pertama renovasi Gedung Assalaam Medicare (AMC). Salah satu ruangan di gedung ini akan difungsikan sebagai Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R). (dea/rit)
