25.9 C
Semarang
Rabu, 12 November 2025

Karanganyar Targetkan Geser Solo di Pepaperda 2026



JATENGPOS.CO.ID, KARANGANYAR – Sejumlah atlet Karanganyar berprestasi di ajang Pekan Paralimpis Pelajar Daerah (Pepaperda) dan Pekan Olahraga Pelajar Daerah (Popda) menerima bonus taliasih dari Pemerintah Kabupaten Karanganyar.

Mewakili Bupati Karanganyar, Rober Christanto, dalam sambutannya Asisten Pembangunan Sekda Karanganyar, Titis Sri Jawoto menjelaskan bahwa meski dalam suasana efisiensi, prestasi olahraga Kabupaten Karanganyar terus meningkat. Disebutkan Titis, saat kompetisi Pepaperda tingkat Jawa Tengah, Karanganyar berhasil menempati peringkat dua, hanya terpaut satu medali emas dari Kota Solo.

“Tahun depan tentu target kita harus bisa menggeser Solo, karena sekarang semua fasilitas untuk pengembangan olahraga paralimpic untuk penyandang disabilitas, semua ada di Karanganyar, di NPC (National Paralympic Center) di Delingan,” katanya, Selasa (11/11).

Baca juga:  Cegah Cluster Wisata, Tiap Hari Minggu Polisi Jaga Lereng Lawu

Titis menegaskan, pemberian bonus ini juga berbarengan dengan penghargaan bagi atlet Popda yang berhasil membawa Karanganyar menduduki peringkat ke-12 pada Popda Jawa Tengah 2025. Prestasi tersebut meningkat signifikan dari posisi 29 pada tahun-tahun sebelumnya, naik menjadi 16, dan kini berada di 12 besar.

Menurut Titis, sudah sepantasnya Karanganyar unggul dalam cabang olahraga paralimpik mengingat fasilitas yang tersedia di NPC Delingan memiliki standar internasional.

“Pemusatan latihan daerah bisa dipakai itu, jadi wajar jika prestasinya terus meningkat. Dari rangking 3 kalah dengan Solo dan Semarang kini sudah bisa rangking dua,” ujarnya.

Namun demikian, Titis menyoroti masih adanya kesalahpahaman dalam perlakuan terhadap atlet, pelatih, dan manajer. Berdasarkan Perda Keolahragaan, mereka seharusnya dianggap sedang bertugas membela daerah dan negara, bukan sekadar mendapat dispensasi.

Baca juga:  Anggota DPD RI Bambang Sutrisno : Empat Pilar Kebangsaan Perkuat Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

Titis juga menyayangkan masih adanya atlet yang harus meminta surat pengantar dari KONI untuk dispensasi tidak masuk sekolah atau kantor karena mengikuti pelatihan dan pertandingan.

“Hal seperti itu harus diubah. Kalau perlu sekolah atau kantor sibuk mencarikan tambahan uang saku,” tegasnya.

Ia berharap dukungan penuh dari pemerintah dan lembaga pendidikan itu membuat para atlet, manajer, dan pelatih dapat fokus mengejar prestasi tanpa terbebani hal-hal administratif. (yas/rit)



TERKINI


Rekomendasi

...