JATENGPOS.CO.ID, WONOGIRI – Pemerintah Kabupaten Wonogiri bersama Perum Jasa Tirta I (PJT I) dan konsorsium BUMN memulai upaya mitigasi bencana secara intensif dengan meresmikan pembangunan sumur resapan dan penghijauan.
Langkah ini ditekankan sebagai solusi untuk menahan pergerakan tanah, terutama di daerah tangkapan air Waduk Wonogiri yang rawan. Dalam peresmian yang dilakukan di Desa Waleng, Kecamatan Girimarto, Rabu (3/12), diserahkan 95 unit sumur resapan dari target 1.700 unit, serta penanaman 1.350 pohon.
Vice President Regional I PJT I, Ganindra Adi Cahyono, menjelaskan bahwa sumur resapan dirancang untuk memastikan air hujan tidak hanya mengalir di permukaan yang berpotensi menyebabkan erosi dan limpasan, tetapi meresap ke dalam tanah.
“Air yang masuk ke dalam tanah memberikan faktor utama bila kita melakukan penghijauan. Perakaran yang cukup dalam juga memberikan kesempatan air meresap lebih dalam. Ini juga memberi daya dukung lingkungan yang optimal, termasuk dalam proses pengendalian tanah dan pergerakan tanah,” jelas Ganindra.
Ia menyebut, kawasan Girimarto memiliki karakteristik tanah vulkanik yang subur namun partikelnya lembut, sehingga lapisan kesuburan mudah terbawa oleh hujan lebat. Sumur resapan berfungsi mengurangi limpasan permukaan dan erosi.
Bupati Wonogiri, Setyo Sukarno, menyambut baik inisiatif CSR dari BUMN yang terlibat, seperti Perhutani, PLN Indonesia Power, dan DAMRI. Bupati mengakui tantangan besar dalam pendanaan pembangunan infrastruktur air seperti sumur, sehingga peran BUMN sangat krusial.
Meskipun saat ini baru 95 sumur resapan yang diserahkan, Bupati berharap partisipasi masyarakat akan terus tumbuh. Ia menekankan bahwa sumur resapan ini menjadi salah satu solusi utama untuk meningkatkan ketersediaan air, yang pada akhirnya akan mendukung pertumbuhan pohon dan komoditas pertanian.
“Sumur resapan ini terbangun sesuai dengan kebutuhan, maka ketersediaan airnya akan menjadi tinggi. Ini menunjukkan bahwa kalau ini menjadi habit (kebiasaan) masyarakat Kabupaten Wonogiri, tentunya ini akan mendongkrak secara ekonomi masyarakat,” kata Bupati.
Selain manfaat lingkungan dalam mitigasi longsor dan banjir, program ini juga dikemas agar memiliki nilai ekonomi berkelanjutan bagi masyarakat. Ganindra Adi Cahyono menyarankan agar pohon yang ditanam dipilih jenisnya berdasarkan rencana bisnis untuk memastikan adanya nilai jual dan peningkatan kualitas ekonomi masyarakat. (dea/biz)








