28 C
Semarang
Kamis, 18 Desember 2025

Peresmian Panggung Sanggabuwana Karaton Surakarta Tanpa Kehadiran Purbaya

JATENGPOS.CO.ID, SOLO – Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon, secara resmi meresmikan Panggung Sanggabuwana Keraton Surakarta Hadiningrat yang baru saja selesai direvitalisasi oleh pemerintah pusat, pada Selasa (16/12). Peresmian ini menegaskan status Sanggabuwana sebagai salah satu cagar budaya nasional dan warisan sejarah kolektif bangsa.

“Kita berkumpul di hari ini, di tengah pusaran sejarah dan keagungan budaya yang terekam oleh waktu. Kegiatan ini dalam rangka meresmikan bangunan fisik yang punya perjalanan sejarah bangsa, sejarah kolektif bangsa lewat Panggung Sanggabuwana,” kata Fadli Zon di sela peresmian.

Fadli Zon mengungkapkan bahwa Panggung Sanggabuwana memiliki nilai historis yang luar biasa, bahkan pernah menjadi bangunan tertinggi yang ada di Pulau Jawa. Bangunan berbentuk segi delapan dengan tinggi 30 meter dan lima tingkatan ini dibangun pada masa pemerintahan Pakubuwono III.

“Panggung Sanggabuwana ini merupakan bagian tak terpisahkan dari arsitektur keraton. Merupakan manifestasi keraton sebagai pusat jagat, sebagai pos penjagaan strategis untuk pengawasan di seluruh bagian keraton. Termasuk juga menjadi tempat meditasi bagi raja sehingga menjadi tempat yang sakral,” jelasnya.

Baca juga:  Bank bjb Sinergi Kemendagri Kuatkan Penyelenggaraan Pemerintah Desa

Selain peresmian Panggung Sanggabuwana, pada kesempatan yang sama juga dilakukan peresmian tata pamer museum keraton yang telah direvitalisasi.

“Kami juga melakukan revitalisasi tata pamer museum keraton. Tata pamer ini merekonstruksi dan juga membuat display dari benda-benda budaya, artefak, dan koleksi di dalamnya sehingga museum keraton dapat sesuai standar,” kata Menteri.

Dengan tata pamer yang baru, ia berharap museum Keraton Surakarta bisa menjadi pusat budaya dan edukasi yang efektif, di mana wisatawan dapat memperoleh informasi yang cukup dan akurat.

Menteri Fadli Zon juga menyampaikan pesan penting terkait kondusivitas di dalam keraton. Ia berharap tercipta iklim yang kondusif agar cagar budaya tetap terjaga.

“Insya Allah semua lancar dan suasana kondusif, kami ingin cagar budaya terjaga, tidak boleh terjadi kerusakan, vandalisme, bangunan harus dijaga baik,” tegasnya.

Ia menambahkan, negara akan terus hadir untuk menjaga warisan budaya bangsa. “Arahan Presiden, saya diminta melakukan pemugaran, revitalisasi, sehingga terjaga ekosistem situs cagar budaya. Harapannya ke depan ada penataan keraton (di bagian lain),” imbuhnya.

Sementara itu, Maha Menteri Keraton Kasunanan Surakarta, Kanjeng Gusti Panembahan Agung (KGPA) Tedjowulan, dalam sambutannya mengucapkan terima kasih atas dukungan pemerintah pusat.

Baca juga:  Rekreasi jadi Salah Satu Tolok Ukur Keharmonisan Keluarga

Ia melaporkan bahwa tim internal (Tim Lima) yang di dalamnya termasuk (Alm) Sri Susuhunan Pakubuwana XIII dan GRAy Wandansari Koes Moertiyah, telah dibentuk sesuai arahan Menteri untuk melancarkan proses revitalisasi.

KGPA Tedjowulan juga mengharapkan Menteri Kebudayaan berkenan meninjau lokasi lain di dalam keraton yang masih memerlukan penanganan khusus, seperti Ndalem Ageng, Keraton Kilen, Bandengan, dan Keputren.

Sementara itu dalam acara peresmian tersebut tidak nampak KGPH Purboyo, ibundanya maupun GKR Timoer. Padahal saat persiapan peresmian diwakili GKR Timoer mereka nampak bersama.

Saat dikonfirmasi hal tersebut, KP Eddy Wirabhumi mengatakan pihaknya tidak tahu menahu kenapa GKR Timoer maupun Purbaya tidak hadir.

“Kemarin saat persiapan hadir, tanyakan langsung pada mereka kami tidak tau alasannya. Yang pasti undangan dari pemerintah sudah disampaikan,” Ungkap Kanjeng Wirabhumi.

Acara berlangsung khidmat dan meriah, selain Menteri Kebudayaan nampak Walikota Surakarta Respati, Forkopimda Surakarta, sejumlah kerabat Karaton Surakarta dan undangan lain. (dea/rit)



TERKINI


Rekomendasi

...