JATENGPOS.CO.ID, BOYOLALI – Setelah sukses membentuk Sriekandi Patra sebagai ruang bagi para difabel untuk berkarya dan berdikari, Pertamina kembali mengembangkan program inkubasi bisnis bagi difabelprenuer Kresna Patra dengan memberikan berbagai pelatihan keterampilan konveksi.
Semangat para difableprenur ini pun diapresiasi oleh Staf Khusus Presiden RI, Angkie Yudistia yang mengunjungi workshop Sriekandi Patra untuk berdialog dan memberikan semangat kepada difableprenur dari dua kelompok usaha , Kresna Patra dan Sriekandi Patra pada Jumat (4/6) di workshop Sriekandi Patra, Desa Teras, Boyolali, Jawa Tengah.
Kunjungan ini merupakan bagian dari roadshow Staf Khusus Presiden RI ke beberapa lokasi binaan TJSL Pertamina yang mengembangkan kemandirian para difabel.
Dalam kegiatan tersebut, turut hadir Bupati Boyolali yang diwakili oleh Sekertaris Daerah Kabupaten Boyolali, Drs. H. Masruri dan Kepala Dinas Bidang Sosial, Ahmad Gojali, Vice President CSR & SMEPP Management PT Pertamina (Persero), Arya Dwi Paramita, Manager CSR PT Pertamina (Persero), Dian Hapsari Firasati dan Manager CSR & SMEPP Subholding Commercial & Trading Pertamina, Irto Petrus Gintings.
Pada kunjungannya, Angkie mengatakan bahwa Srikandi Parta UMKM pengrajin batik yang bener bener menembus batas, karena pengrajin yang menggandeng teman disabilitas. Kita pelajari hari ini teman disabilitas memiliki ciri khas batik tersendiri, dan ini sangat luarbisa dan bisa menjadi percontohan untuk titik – titik pengrajin lain untuk membantu perekonomian. Karena saat pandemi saat ini kita membutuhkan sinergi yang luas, sinergi yang banyak untuk kita mandiri secara ekonomi. Terimakasih Pertamina, terus sukses dan menggandeng kelompok kelompok untuk menembus batas.
Senada dengan Angkie, Sekertaris Daerah Kabupaten Boyolali, Masruri juga memberikan apresiasi terhadap peran Pertamina yang secara konsisten merangkul, memberdayakan, dan membangun kemandirian para difabel yang berada di Boyolali untuk dapat berdikari dan berkarya baik dari kegiatan membatik dan keterampilan menjahit.
Sementara itu, Vice President CSR & SMEPP Pertamina, Arya Dwi Paramita menyampaikan dukungannya bagi unit-unit operasi yang telah menjalankan program yang membantu disabilitas agar berdaya secara ekonomi, serta mewujudkan semangat para difabel.
Lebih lanjut, Arya menambahkan bahwa saat pandemi ini, Pertamina berupaya memberikan peluang dan ruang bagi para sahabat difabel untuk terus berkarya dan menambah keterampilan-keterampilan baru.
“Peran aktif Pertamina dalam membantu rekan-rekan difabel untuk bisa produktif dan berkarya ini diharapkan dapat membantu mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Selain itu, kepedulian Pertamina ini juga diharapkan dapat membantu memberikan kesempatan yang sama, mengurangi ketimpangan, memberdayakan dan mendorong penyertaan ekonomi dan sosial bagi mereka. Hal ini merupakan bagian tujuan pembangunan berkelanjutan atau SDGs ke 8 dan 10,” tegasnya.
Unit Manager Communication, Relations & CSR Pemasaran Regional Jawa Bagian Tengah, Brasto Galih Nugroho menjelaskan bahwa program difableprenur ini pertama kali dilakukan di Tahun 2017 kepada seorang difabel bernama Yuni dengan pendampingan psikososial dan pemberian keterampilan. Di dukung oleh desa setempat, dengan memanfaatkan tanah kas desa, Pertamina Fuel Terminal Boyolali kemudian membangun workshop sebagai pusat inkubasi bisnis dan tempat pemberian keterampilan membatik. Seiring berjalannya waktu, Batik karya para difabel ini telah dikenal luas hingga terjual di Kanada, Australia dan Jepang.
Kini, Sriekandi Patra bersama Pertamina dan PT. Pan Brothers, turut membantu Forum Komunikasi Difabel Boyolali (FKDB) untuk membentuk kelompok usaha Kresna Patra dengan memberikan keterampilan di bidang koveksi, yang nantinya akan diserap sebagai tenaga kerja di perusahaan konveksi Pan Brothers atau membuka usaha konveksi sendiri.
“Sejalan dengan semangat tumbuh bersama masyarakat, Pertamina juga merangkul kelompok difabel Ampel, Kabupaten Boyolali untuk turut berkarya dalam rantai nilai Pertamina dengan menjadi agen Pertamina Delivery Services yang siap melayani pengantaran Bright Gas di Boyolali. Total dari ketiga program tersebut, telah ada 63 orang difabel yang mendapat manfaat dari program-program difablepreneur ini”, ungkap Brasto.
Program Pelatihan Pemberdayaan Sahabat Difabel di empat kota
Selain kunjungan di lokasi workshop tersebut, pada hari yang sama Pertamina juga menggelar pelatihan Platform Digital Menunjang Wirausaha, Workshop Barista Kopi dan Pemberian Bantuan 5.000 masker di Balai Rehabilitasi Sosial “Bhakti Chandrasa”, Laweyan, Kota Surakarta dan diikuti oleh 30 sahabar difabel.
Kegiatan tersebut merupakan bagian dari program pemberdayaan sahabat difabel yang berkolaborasi dengan Thisable Foundation yang diselenggarakan di empat kota, yaitu Bandung, Surakarta, Banyuwangi dan Denpasar.
Disela-sela kegiatan pelatihan tersebut, Staf Khusus Presiden RI yang sekaligus merupakan founder Thisable Foundation, Angkie Yudistia beserta rombongan telah menyempatkan untuk mengunjungi program-program difabel binaan pertamina yaitu program dreamable Bandung, program difablepreur Boyolali dan Kawasan Ekonomi Kolok Bengkala di Buleleng, Bali.
Pertamina senantiasa mendukung para difabel untuk terus berkarya dan menghasilkan produk-produk bernilai tinggi, guna mendorong kemandirian mereka. Upaya tersebut merupakan langkah nyata Pertamina untuk mendukung terwujudnya Tujuan Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia atau Sustainable Development Goals (SDGS) dan komitmen implementasi Environment, Social, and Governance (ESG) dengan memberikan kesempatan kepada para penyandang difabel mendapatkan pekerjaan yang layak baik dari sektor informal maupun formal.(aln)