JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG — Dinilai masih minim pengalaman membuat sumber daya manusia (SDM) pengelola pariwisata di Indonesia memiliki tantangan besar. Padahal potensi wisata di Indonesia banyak sekali. Akibatnya industri pariwisata saat ini tertinggal atau kalah dengan negara lain.
“Salah satu penyebabnya, level managerial bukan dari lulusan sekolah pariwisata,” ujar Ketua Yayasan Triviaca Stiepari, Dr Ir Bambang Dwiloka MS disela acara Dies Natalis ke-47 dan Wisuda ke-45 Stiepari.
Dalam wisuda kemarin Stiepari meluluskan 215 orang dari berbagai prodi ahli madya, sarjana dan magister di Hotel Patrajasa, Senin (20/11). Dikatakan, pengelola pariwisata tidak bisa membuat daya tarik pengunjung datang akibat infrastruktur yang kurang memadai.
“Hal ini menjadi persoalan serius, maka kami menggenjot lulusan Stiepari harus bisa membantu,” tegas Ketua Yayasan Triviaca Stiepari, Dr Ir Bambang Dwiloka MS di sela acara Dies Natalis ke-47 dan Wisuda ke-45 dengan meluluskan 215 orang dari berbagai prodi Ahli Madya, Sarjana dan Magister di Hotel Patrajasa, Senin (20/11).
Pria yang juga pakar pariwisata ini mengakui, hampir mahasiswa D3-S2 Stiepari rata-rata sudah bekerja. Ada yang di pehotelan, entrepreneur dan kepariwisataan. “Bagi yang lulusan masih muda, belum bekerja mereka bisa dimanfaatkan membantu kegiatan kepariwisataan di berbagai provinsi,” jelasnya.
Ketua Stiepari, Dra Reny Apriliani MM membenarkan, lulusan Stiepari memang memiliki SDM yang unggul dan sudah dikenal di berbagai tingkat nasional. Tentu saja memiliki masa depan yang cerah.
“Perusahaan pariwisata juga bisa mengambil dari lulusan kami, karena lulusan kami cukup terlatih dari sisi manajemen. Dan selamat pada Alfian IPK 3,98 jadi wisudawan terbaik,” jelasnya.
Sespel Koordinator Kopertis Wilayah VI Jateng, Amsar MH menambahkan, lulusan Stiepari pada hari ini semua sudah terdaftar di kopertis. Semua dinyatakan resmi lulus dan ijazah yang dikeluarkan dari Stiepari resmi bisa untuk mencari pekerjaan. (gus/sgt/ct7)
